HINGGA Februari 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah angkatan kerja sebanyak 139,81 juta jiwa. Diperkirakan hingga 2035 mendatang Indonesia akan menikmati bonus demografi, karena jumlah penduduk dengan usia produktif mencapai 70 persen.
Selain memberikan banyak peluang, bonus demografi ini juga menjadi tantangan mengingat pandemi menjadi ancaman kesehatan dan ekonomi masyarakat. Karenanya, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkannya.
Agar dapat meraih bonus demografi tersebut, dibutuhkan kualitas tenaga kerja yang sangat baik. Saat ini, tenaga kerja yang dibutuhkan industri adalah tenaga pelaksana. Sementara, sebagian lulusan perguruan tinggi mencetak ahli perencana atau pemikir.
Lembaga pendidikan yang mencetak tenaga pelaksana adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Di sinilah pemerintah membuat program untuk membenahi kurikulum pendidikan vokasi bersama industri, sehingga sebagian materi diisi dengan praktikum.
Penerapannya telah dilaksanakan di SMK Negeri 1 Brebes. Lewat program Center of Excellence, SMK Negeri 1 Brebes mendapatkan bantuan penunjang pembelajaran salah satunya, pembangunan gedung laboratorium praktik beserta alat-alat pendukung kompetensi keahlian Tata Busana.
Dari sisi model pembelajaran, SMK Negeri 1 Brebes sudah menerapkan pembelajaran TEFA (Teaching Factory) secara mandiri.
"Saat ini ada tambahan pembelajaran untuk menjalankan bisnis. Jadi siswa tidak hanya bekerja di industri, tetapi juga percaya diri untuk menjalankan bisnis sendiri. Kami juga bekerja sama dengan Studio F+ Semarang, di mana guru diberi pelatihan desain busana, mulai dari pemilihan bahan hingga pembuatan motif secara digital," kata Drs Bejo, MPd, Kepala SMK Negeri 1 Brebes.
Selain SMK Negeri 1 Brebes, SMK Negeri Matesih Karanganyar, Jawa Tengah juga terpilih sebagai Center of Excellence pada kompetensi keahlian multimedia. Pada tahap awal, pemerintah memberikan bantuan berupa pembangunan laboratorium, pengadaan alat praktek berstandar industri, hingga fasilitas laboratorium berstandar industri dan dunia kerja.
Pengembangan dilanjutkan lewat kerja sama dengan IDUKA (Industri dan Dunia Kerja), yaitu PT EDUCA Sosfomedia Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan konten digital, berupa aplikasi, games, dan animasi. Bentuk kerjasamanya adalah sinkronisasi kurikulum, magang guru, magang siswa, guru tamu, kelas industri, penyaluran lulusan, hingga sertifikasi kompetensi.
"Kami melatih siswa untuk memiliki.pola pikir, wawasan, dan kreatifitas yang tinggi. Siswa ditanamkan kesadaran dan kepekaan sosial, sehingga siap terjun di dunia kerja saat lulus nanti. Tak hanya itu, mereka juga disiapkan untuk dapat membuka usaha sendiri sesuai kemampuan dan keterampilan masing-masing, menciptakan lapangan kerja baru, dan ikut andil membantu pemerintah memanfaatkan bonus demografi nanti," ujar Anita Iskhayati, Kepala Program Multimedia SMK Negeri Matesih.
PT Dyandra Promosindo melalui Dyandra Academy berkolaborasi dengan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menghadirkan Digital Marketing Development Program. Bentuk kerjasamanya adalah mengembangkan kemampuan praktis guru dan tenaga pendidik SMK di Jawa Tengah dan sekitarnya, sejak 14 hingga 25 Juni 2021.
Ketersediaan tenaga pendidik yang kompeten diyakini menjadi salah satu strategi pembenahan pemerintah dalam memperkuat sumber daya manusia dari pendidikan kejuruan.
"Kami berharap dapat menjadikan pendidikan kejuruan sebagai investasi jangka panjang, karena tenaga pendidik yang kompeten dapat mencetak lulusan yang kompeten pula, yang siap menjadi angkatan kerja berdaya saing tinggi. Siswa juga mudah menyesuaikan diri dengan industri, karena sejak di bangku sekolah sudah terjun langsung di dunia industri," ucap Director Dyandra Academy, Rumpoko.
KOMENTAR ANDA