Ketika kita mengatakan bahwa kita siap menjadi teman setia anak, maka anak menjadi prioritas di masa pandemi. Ketika anak bahagia, maka orangtua lebih bahagia/ Net
Ketika kita mengatakan bahwa kita siap menjadi teman setia anak, maka anak menjadi prioritas di masa pandemi. Ketika anak bahagia, maka orangtua lebih bahagia/ Net
KOMENTAR

DI masa pandemi, kembali ke sekolah berarti kembali ke laptop.

Demikian pula yang harus dihadapi anak-anak kita memasuki tahun ajaran baru 2021-2022, belum bisa beranjak dari layar laptop. Karena beberapa minggu sebelum tahun ajaran baru dimulai, varian Delta dan Delta plus menyerang bangsa ini dengan ganas hingga sekolah tetap belum bisa dibuka untuk kegiatan belajar mengajar tatap muka.

Tahun ajaran baru ini diawali dengan kesedihan mendalam. Banyak anak menjadi yatim piatu, banyak orangtua harus kehilangan anak mereka. Kita pun kehilangan beberapa anggota keluarga besar. Ada kakek, nenek, paman, bibi, keponakan, atau sepupu yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Melihat situasi saat ini, kita sebagai orangtua hendaknya tak bosan mengajak anak-anak untuk selalu bersyukur kepada Allah. Kita bersyukur atas nikmat sehat dan beragam rezeki lainnya.

Tak terasa hampir 1,5 tahun anak-anak kita menjalani PJJ. Banyak dari anak-anak kita yang sudah mulai terbiasa mendengarkan penjelasan guru secara virtual meski mungkin masih banyak juga yang merasa PJJ tetap tak semenarik belajar di ruang kelas.

Nah, selagi anak masih semangat memulai tahun ajaran baru, kita sebagai orangtua bisa menyuntikkan dua motivasi berikut ini agar buah hati kita tetap semangat menimba ilmu

"PJJ adalah pengalaman yang mengasyikkan"

Berilah pemahaman pada anak bahwa PJJ sejatinya bisa dinikmati dengan cara yang mengasyikkan. Inilah kesempatan 'sekolah rasa liburan' yang mungkin akan jadi pengalaman sekali seumur hidup.

Tak perlu terburu-buru berangkat sekolah, menghabiskan banyak waktu di perjalanan pergi dan pulang sekolah. Belajar tidak perlu waktu panjang hingga menjelang sore. Mendengarkan penjelasan guru ditemani segelas es teh manis atau milkshake, dan kalau lapar tinggal jalan beberapa langkah ke dapur untuk mencari camilan. Kurang mengasyikkan apalagi?

Belajar dari rumah juga tidak melulu berada di depan laptop. Kita bisa mengajak anak berkreasi membuat mainan sendiri, menekuni hobi, atau mencari hobi baru. Saat ini banyak dijual permainan edukatif maupun perlengkapan seni dan keterampilan untuk mengasah kreativitas anak.

Jika anak menyukai desain grafis, fotografi, atau membuat video, kita bisa memfasilitasinya sambil mengarahkan si kecil untuk membuat konten yang positif dan ceria.

Kita berdoa PJJ akibat pandemi tidak akan terjadi lagi. Tapi untuk saat ini, ajaklah si kecil menikmati setiap hari dengan penuh semangat dan canda tawa.

"Orangtua adalah teman setia yang selalu mendukungmu"

Ketika kita mengatakan bahwa kita siap menjadi teman setia anak, maka anak menjadi prioritas di masa pandemi. Ketika anak bahagia, maka orangtua lebih bahagia.

Meski demikian, menjadi teman setia bagi anak tidaklah mudah. Di masa pandemi, orangtua juga berjibaku dengan kehidupan profesional yang berpusat di rumah. Bahkan banyak yang mengeluhkan rutinitas WFH jauh lebih panjang dan lebih intens dibandingkan ritme kerja di kantor.

Maka kita sebagai orangtua harus memiliki manajemen waktu dan manajemen emosi yang baik. Dengan begitu barulah kita bisa menjadi teman setia yang bisa diandalkan. Tapi harus diingat, teman yang bisa diandalkan bukan berarti teman yang mengerjakan tugas sekolah anak. Katakan pada anak, kita siap membantu saat ia menemui kesulitan.

Teman setia selalu menyemangati. Bergembira bersama, melewati masa sulit bersama. Pererat lagi bonding kita dengan beribadah dan berdoa bersama, juga lebih banyak memeluk dan mencium si kecil, agar ia tahu kita selalu ada untuknya.

 

 




Mengatasi Kekhawatiran Orang Tua Saat Melepas Anak dari SD ke SMP

Sebelumnya

Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting