Kedamaian yang dihadirkan umat Muslim adalah keindahan dahsyat yang dirasakan tak hanya oleh seluruh umat manusia tapi juga seisi alam semesta. Indahnya Islam menjadi rahmatan lil alamin/ Net
Kedamaian yang dihadirkan umat Muslim adalah keindahan dahsyat yang dirasakan tak hanya oleh seluruh umat manusia tapi juga seisi alam semesta. Indahnya Islam menjadi rahmatan lil alamin/ Net
KOMENTAR

BERBICARA tentang keindahan, pada hakikatnya berbicara tentang sesuatu yang bersifat relatif.

Makna keindahan yang tertangkap mata dan perasaan seseorang bisa jadi berbeda dari orang lain karena masing-masing memiliki cara pandang yang tidak sama.

Terkait keindahan, filsuf Immanuel Kant mengatakan bahwa keindahan adalah estetika yang tidak berkaitan dengan bendanya, melainan kesenangan yang dirasakan ketika melihatnya.

Islam sejatinya amat erat kaitannya dengan keindahan. Dalam konsep Islam, keindahan dipahami salah satunya dengan memuliakan kehidupan manusia.

Keindahan pada awalnya bisa dimaknai dengan segala sesuatu yang bersih. Dalam Islam, sebelum menjalankan salat sebagai tiang agama, kita harus berada dalam kondisi suci dan bersih yang menjadi salah satu syarat sah salat. Dari contoh wudhu dan salat, kita bisa memahami bahwa keindahan tidak bisa dilepaskan dari Islam yang menjadi cahaya penuntun jiwa manusia.

Islam menjadi indah karena Islam adalah agama yang sempurna. Di dalamnya telah diatur segala kebaikan, mulai dari manusia membuka mata hingga memejamkan mata setiap harinya. Pun, umat Islam dituntun untuk meninggalkan segala bentuk perbuatan buruk agar kelak dapat meraih kehidupan yang indah.

Islam juga menjadi teramat indah karena ialah satu-satunya agama yang diridai Allah Swt. Dalam surat Ali Imran ayat 19, Allah berfirman, “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidak berselisih orang-orang yang telah diberi kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungannya.”

Keindahan dalam Islam tidak melulu tentang kebersihan fisik, tapi juga kebersihan dan kesucian batin. Dari hati yang suci akan lahirlah identitas jati diri seorang Muslim sejati; seseorang yang bisa menghargai, menolong, serta mendukung dalam kebaikan dan mengingatkan perbuatan salah.

Satu Muslim dengan Muslim lainnya adalah bersaudara. Tidak ada batas dan pembeda. Bukan kasta yang menunjukkan derajat siapa yang lebih tinggi, bukan pula titel dan jabatan. Yang membedakan satu Muslim dengan Muslim lainnya di hadapan Allah Swt. hanyalah ketakwaan. Indah, bukan?

Keindahan Islam juga terlihat dalam kebersamaan umatnya. Salat berjemaah tak hanya sejuk dipandang mata tapi juga membawa kedamaian. Banyak umat di luar Islam yang bahkan terpesona melihat barisan shaf demi shaf jemaah salat di mesjid. Sebuah pemandangan yang menurut mereka begitu menenteramkan batin.

Demikian pula dengan Muharam, menjadi bulan yang dipenuhi keindahan. Umat Islam menyambut tahun baru Hijriah dengan semangat berpindah menuju kehidupan yang lebih baik. Dan tak hanya soal hijrah, Rasulullah juga mencontohkan amal saleh yang mencirikan keindahan Muharam yaitu menyantuni anak yatim. Di dalam contoh yang diberikan Rasulullah itu terkandung keindahan saling berbagi yang bisa mempererat ukhuwah Islamiyah.

Indahnya kebersamaan dan kepedulian antara umat Islam juga terpancar dari amal saleh lainnya. Ada zakat, juga sedekah. Tidak ada keindahan yang lebih menakjubkan daripada persaudaraan berbalut sikap saling menghargai dan saling membantu dengan tulus. Kebersamaan yang indah itu terasa menyejukkan hati.

Rasulullah menekankan pentingnya menjaga persaudaraan sesama Muslim. Beliau bersabda, “Dari An-Nu’man bin Bisyir, dia berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).’” (HR. Muslim)

Perumpamaan yang dijelaskan Rasulullah tersebut memperlihatkan betapa indahnya sikap saling menyayangi dan mengasihi di antara saudara Muslim. Karena itulah selama kita mampu membantu saudara, lakukanlah selagi bisa. Hal itu akan menjaga kerukunan, yang kemudian menciptakan kebersamaan juga kedamaian nan indah.

Pada akhirnya, kedamaian yang dihadirkan umat Muslim adalah keindahan dahsyat yang dirasakan tak hanya oleh seluruh umat manusia tapi juga seisi alam semesta. Indahnya Islam menjadi rahmatan lil alamin.

Marilah kita sebagai umat Islam menjaga kedamaian di mana pun kita berada. Janganlah kita menodai keindahan Islam dengan keegoisan yang hanya bermuara pada kepentingan diri sendiri.

 

 




Menyongsong Resesi 2025 dengan Ketenangan Batin

Sebelumnya

Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur