VAKSIN Sinovac, yang menjadi salah satu vaksin yang diberikan kepada masyarakat Indonesia, disebut-sebut hanya memiliki kadar Imun hingga 6 bulan. Selanjutnya, imunitas yang terbentuk dari vaksin Sinovac akan turun.
Belakangan ini, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) mengatakan akan memberikan vaksin ketiga Sinovac (booster). Hanya saja, suntikan booster ini hanya akan diberikan kepada tenaga kesehatan (nakes) yang memiliki risiko paling tinggi terhadap paparan virus Corona.
Keputusan memberikan vaksin booster bagi garda terdepan pemberantasan Covid-19 ini diambil, meskipun Badan Kesehatan Dunia (WHO) meminta tiap negara menunda pemberian booster hingga September mendatang. Hal ini terkait ketakutan kurangnya vaksin untuk masyarakat.
"Jadi untuk nakes, karena sekarang sedang darurat sekali, (Nakes) setiap hari ketemu dengan pasien, jadi itu yang harus segera," kata Ketua ITAGI Prof Sri Rezeki Hadinegoro, pada suatu kesempatan.
Lalu bagaimana dengan masyarakat umum? Kapan akan diberikan vaksin booster, mengingat sudah banyak warga yang mendapatkan dosis kedua?
"Yang penting, kita capai herd immunity-nya dulu deh. Jadi kita imunisasi sebanyak-banyaknya dulu, supaya angka 181 juta itu terpenuhi. Jangan mikirin booster," tegas Sri.
"Masyarakat umum belum butuh vaksinasi booster. Sebab sudah ada term memory yang bisa meningkatkan imun seseorang saat terpapar Corona, usai vaksinasi kedua," lanjutnya.
Menurut hitungan, masyarakat umum seperti petugas publik dan lansia, mendapatkan suntikan Sinovac pada Februari hingga Maret 2021. Jadi, kadar antibodi mereka akan turun pada September atau Oktober 2021.
"Nggak usah buru-buru pikirin booster, yang penting harus dua kali dulu semua. Memang kalau bisa, bagus betul. Tapi kan booster individu, kepentingan diri sendiri," demikian Sri.
KOMENTAR ANDA