PENGASUHAN anak membutuhkan keterampilan dan konsistensi orangtua. Terlebih di zaman modern ini, kita sebagai orangtua harus bisa memahami betul kondisi psikologis anak untuk tahu bagaimana menyikapi dan menemukan solusi terhadap kondisi anak.
Orangtua tidak bisa serta-merta memarahi anak tanpa memberi penjelasan alasan. Kita juga tidak boleh menyematkan julukan buruk untuk anak seperti "si bandel" atau "si cengeng" atau "si penakut" karena tanpa sadar julukan itu bisa berdampak pada karakter anak. Lagipula, kata-kata adalah doa, bukan?
Namun begitu, memahami kondisi psikologis anak juga tidak lantas membuat kita memanjakan anak dengan segala tingkahnya. Anak perlu tahu batasan, kedisiplinan, dan tanggung jawab yang akan membentuknya menjadi pribadi berkualitas tangguh di masa depan.
Proses belajar memahami mana benar dan salah, memahami skala prioritas, dan memahami pentingnya bersikap disiplin harus dimulai sejak dini. Dengan demikian, semua menjadi kebiasaan baik serta menjadi value yang dihormati anak.
Untuk itulah orangtua harus bisa membimbing anak dengan baik. Jika anak berbuat salah, kita wajib menegurnya. Namun yang harus diperhatikan adalah cara menegur anak agar tidak membuat mentalnya drop atau bertindak defensif.
Salah satu penyebab emosi anak meledak saat ditegur manakala ia tidak bisa menerima cara orangtua menegurnya. Entah kita berteriak atau memakinya dengan kata-kata pedas. Percayalah, caci maki tidak akan bisa membuat anak menyadari kesalahannya.
Yang diperlukan orangtua adalah sikap tegas. Dan di sinilah kita sering salah mengaplikasikan ketegasan. Kita ingin tegas, namun yang terjadi kita malah marah. Akibatnya kita sering mendengar anak mengatakan pada teman-temannya "ibuku galak" atau "ayahku super galak".
Bagaimana bersikap tegas secara positif agar apa yang kita sampaikan dapat dipahami dan direspons anak dengan baik?
Sebagai langkah awal, kita sebagai orangtua mesti memahami dulu bahwa tegas berbeda dengan galak. Setelah paham, barulah kita mencari cara untuk bisa mengungkapkannya dalam kata-kata dan perbuatan.
Berikut ini 5 perbedaan tegas dan galak yang dijabarkan Sahabat Parenting.
#1 Sikap tegas dilandasi alasan logis sedangkan galak adalah sikap emosional yang seringkali tidak punya dasar.
#2 Ketegasan disampaikan dengan kalimat yang jelas, mudah dipahami, dan bersifat membangun sedangkan sikap galak mengandalkan bentakan, kata-kata pedas, juga perkataan yang menyakitkan hati.
#3 Sikap tegas menghindari amarah dan mengutamakan konsistensi sedangkan sikap galak biasanya tidak mampu menahan amarah.
#4 Sikap tegas mempertimbangkan dua sisi sedangkan sikap galak biasanya menganggap sisinya saja yang benar.
#5 Ketegasan didasari pertimbangan kebaikan di masa depan sedangkan sikap galak hanya pelampiasan emosi sesaat.
Melihat lima perbedaan di atas, itu berarti kita sebagai orangtua dituntut untuk bisa mengendalikan emosi dengan baik. Jangan sampai akal dikalahkan emosi.
Ingat, kesalahan adalah sesuatu yang wajar terjadi sebagai bagian dari pembelajaran hidup. Jangan langsung menghujat dan memarahi anak hanya karena ia berbuat salah atau kurang maksimal dalam mengerjakan sesuatu. Jadilah tegas untuk kebaikan perkembangan jiwa anak.
KOMENTAR ANDA