SEKOLAH Menengah Kejurusan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan lulusan siap kerja. Di sini pemerintah memperkuat kemampuan matematika dan sains terapan, kemampuan berwirausaha, berbahasa nasional dan internasional, serta memperkuat kemampuan dasar TIK dan melaksanakan teaching factory (Tefa).
Berbicara mengenai Tefa, adalah model pembelajaran berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku dan dilaksanakan di lingkungan industri. Pelaksanaannya menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Model pendidikan seperti ini salah satunya telah diterapkan di SMKN 1 Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Teaching factory diterapkan pada kelas XI Perhotelan dengan sistem blok, yang memungkinkan pelaksanaan praktik pembelajaran penuh. Kompetensi yang dibidik antara lain room service, front office, housekeeping, dan laundry.
Juga diterapkan project base learning yang melibatkan berbagai industri dan guru tamu dengan ketentuan 50 jam/semester, serta pelatihan magang bagi guru dan tenaga pendidik.
"Diharapkan siswa lulus dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha, industri dan kerja. Memiliki kompetensi yang andal, soft skill, dan hard skill yang terus berkembang, serta jiwa berjuang," kata Kepala SMKN 1 Pracimantoro Putra Jaya.
SMKN 1 Surakarta juga menerapkan pola pembelajaran yang sama kepada siswanya. Mereka memiliki empat kompetensi keahlian yaitu Multimedia, Bisnis Daring dan Pemasaran, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, dan Akutansi dan Keuangan Lembaga.
Pengaplikasian Tega di SMKN 1 Surakarta salah program magang bagi guru di TATV, GMC Animasi 3D, dan Gaye Design yang menghasilkan kaos sablon, stiker, dan sablon masker. Produk dipasarkan melalui platform Tukuya.id.
Dengan magang guru ini, tenaga pendidik di SMKN 1 Surakarta berhasil melahirkan siswa berprestasi yang kreatif menciptakan lapangan kerja sendiri.
Terbukti, dalam setahun terakhir SMKN 1 Surakarta menjadi juara 1 LKS Bisnis Daring dan Pemasaran tingkat kota, Juara 2 Poster Infografis Sekolah Center of Excellence (CoE) tingkat nasional, dan Juara 3 LKS Akuntansi dan Keuangan Lembaga tingkat kota.
"Maka dapat disimpulkan, program ini memiliki sinergi antara tenaga pendidik dan peserta didik harus semakin kuat untuk mendapatkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia kerja saat ini," ujar Siaga Purnomo, Kepala SMKN 1 Surakarta.
Melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia bekerja sama dengan Dyandra Academy (PT Dyandra Promosindo) menghadirkan Digital Marketing Development Program dalam hal ini untuk pengembangan kemampuan praktis guru dan tenaga pendidik SMK di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya pada tanggal 14 – 25 Juni 2021.
"Dengan menerapkan digital marketing dapat mendukung Program Link and Match yang telah dibuat untuk bersinergi antara pendidikan vokasi dengan dunia industri guna meningkatkan penyerapan lulusan sekolah vokasi kedepannya," tutup Rumpoko, Director Dyandra Academy.
KOMENTAR ANDA