SELAMA masa PPKM dan sepanjang pandemi berlangsung, semua aktivitas lebih banyak dilakukan di rumah. Memang lebih enak, karena jika lelah kita bisa langsung istirahat, rebahan, atau tidur.
Tapi hati-hati, ada banyak penyakit mengintai. Selain obesitas, ternyata tidur berlebih juga memunculkan penyakit berbahaya.
Disebut dengan hipersomnia, yaitu gangguan tidur yang mungkin jarang didengar dan cukup jarang terjadi. Namun yang terserang hipersomnia akan mengalami kantuk berlebihan pada siang hari atau menghabiskan waktu terlalu lama untuk tidur.
Penyebab Hipersomnia
Tidak hanya kelelahan atau kurang istirahat yang menyebabkan waktu tidur kita menjadi panjang. Ada beberapa penyebab Hipersomnia yang harus menjadi perhatian khusus.
1. Faktor genetik. Hipersomnia ternyata memiliki sifat garis keturunan. Artinya, ada pendahulu kita yang memiliki penyakit ini sebelumnya.
2. Memiliki berat badan berlebih. Obesitas ternyata juga menjadi penyebab munculnya penyakit ini. Disebabkan oksigen yang masuk ke dalam tubuh hanya sedikit akibat terhambat lemak yang terlalu banyak.
3. Penggunaan obat+obatan terlarang atau alkohol.
4. Tidak mendapatkan tidur yang cukup pada malam hari (deprivasi tidur).
5. Cedera kepala atau terdapatnya penyakit neurologis, seperti sklerosis ganda.
6. Gangguan tidur seperti narkolepsi (rasa kantuk pada siang hari) dan sleep apnea (interupsi dari pernapasan selama tidur).
Untuk menentukan diagnosis hipersomnia, biasanya dokter akan melakukan evaluasi tanda dan gejala yang dialami, serta riwayat medis dan keluarga. Begitu pula dengan obat-obatan yang dikonsumsi plus pemeriksaan fisik.
Gejala Hipersomnia
Setelah mengetahui penyebab Hipersomnia, wajib juga diwaspadai beberapa gejala yang mungkin timbul, seperti:
• Tidur siang.
Sering tidur siang namun bangun dengan badan yang tidak segar adalah salah satu gejala Anda terjangkit hipersomnia.
• Tiba-tiba mengantuk.
Walaupun badan tidak lelah atau pada malam hari tidur cukup, namun seringkali rasa kantuk datang tiba-tiba. Terutama saat makan atau berbicara dan rasa kantuk itu tidak bisa ditahan.
3. Tidur malam yang panjang.
Meskipun sudah tidur siang dan tidak melakukan banyak aktifitas fisik, atau tidur malam tepat pada waktunya, namun tetap tidak bisa bangun pagi, patut diwaspadai sebagai salah satu gejala Hipersomnia.
Gejala-gejala ini harus diwaspadai betul dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Karena selain mengganggu aktivitas juga dapat mengalami penurunan fungsi kognitif yang signifikan. Apalagi hipersomnia dapat berkembang selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Menangani Hipersomnia
Segeralah berkonsultasi dengan dokter jika Anda mendapati gejala seperti di atas dan ada salah satu penyebab yang Anda miliki, misalnya obesitas. Jika dinilai perlu, biasanya dokter akan memberikan resep agar tetap terjaga pada siang hari.
Atau, dokter akan merekomendasikan untuk membuat pola tidur malam yang rutin dan menyarankan untuk menghindari alkohol serta kafein atau apapun yang dapat menyebabkan gangguan tidur.
Atau, Anda bisa membuat agenda tidur, memastikan tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya, dan memastikan lingkungan tidur adalah tempat yang gelap, sunyi, dan sejuk.
KOMENTAR ANDA