Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SUDAH dengar Varian Mu? Mutasi dari virus Corona yang katanya lebih dahsyat dari varian Delta. Bahkan ada yang mengatakan, varian Mu anti vaksin. Benarkah demikian?

Asal Varian Mu

Varian Mu adalah sebuah label yang diberikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk varian SARS-CoV-2 B.1.621.

Varian ini pertama kali ditemukan di Kolombia pada 11 Januari 2021. Saat ini, Mu sudah ditetapkan sebagai variant of interest (VoI) pada 30 Agustus 2021. Artinya, varian ini teridentifikasi menyebabkan penularan di komunitas dan berpotensi menurunkan kemampuan netralisasi antibodi, meskipun harus ada penelitian lebih lanjut mengenai hal itu.

Menurut data WHO per 1 September 2021, Mu sudah menyebar di 39 negara, salah satunya di Korea Selatan. Menurut Koreaherald, ada 3 kasus yang ditemukan di sana dan dibawa oleh imigran asal Meksiko, Amerika Serikat, dan Kolombia. Mereka tiba pada Mei, Juni dan Juli. Beruntung, sejauh ini belum ditemukan kasus penularan lokal.

Di Indonesia, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemkes Dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan, belum ditemukan kasus Varian Mu. Walau begitu, pemerintah terus mewaspadai gelombang ketiga dari varian ini.

Fakta Varian Mu

Belum banyak penelitian dilakukan terhadap varian terbaru di kelompok Vol tersebut. Sejauh ini Korea Selatan sedang memonitor erat persebaran dan tingkat kematiannya.

Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang diyakini membuatnya lolos dari antibodi yang dibentuk sistem imun (memiliki kemampuan kamuflase seperti pada varian Delta). Namun untuk memastikannya, butuh pengamatan lebih lanjut.

Sejumlah penelitian menunjukkan varian Mu tidak seganas Delta dan memiliki risiko penyebaran yang tergolong rendah. Begitu pula yang dicatat oleh WHO, penyebarannya belum mengalami peningkatan yang signifikan.

Walau begitu, varian ini tidak bisa diabaikan. Karena WHO menyebut bahwa Mu kemungkinan besar kebal vaksin. Dan merujuk data WHO, varian Mu sudah mendominasi 39 persen infeksi di Kolombia.

Beda Varian Mu dengan Varian Delta

Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa varian Mu beda dengan Delta. Hal ini dilihat dari perbedaan kategorinya. Kalau Mu masuk dalam kategori variant of interest (VoI), Delta di kategori variant of concerns (VoC).

"Jadi memang sudah terbukti secara ilmiah dan kejadian di masyarakat, varian Delta adalah varian yang memang memiliki tingkat penularan yang cepat," jelas Nadia.

Sementara varian Mu masih dalam pemantauan, apakah sangat cepat menular atau tidak. Namun di sejumlah negara, varian ini lebih cepat diatasi, grafiknya pun terus melandai. Walau begitu, di negara-negara Amerika Selatan kasusnya terus bertambah.

Menurut dia, varian Delta saat ini paling mendominasi di dunia dalam 60 hari terakhir. Di Indonesia bahkan 96 persen kasus didominasi oleh Delta.

Tetap Prokes Ketat

Satu-satunya cara agar varian Mu tidak menyebar ke Indonesia adalah dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Selalu memakai masker dan menghindari kerumunan, adalah cara terefektif.

Menjaga jarak dan selalu mencuci tangan setelah menyentuh benda-benda maupun bepergian ke mana saja, juga membantu membasmi virus.

Jaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Konsumsi makanan kaya vitamin dan tetap berolahraga.

 




Menteri PANRB Rini Widyantini: Meningkatkan Kepemimpinan Perempuan untuk Menciptakan Kesetaraan Gender dan Lingkungan Kerja Inklusif di Sektor Pemerintahan

Sebelumnya

Menteri HAM Natalius Pigai Terima Penghargaan "Tokoh Nasional Demokratis dan Berintegritas” dari JMSI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News