MESIR memasuki gelombang keempat pandemi Covid-19. Meski demikian, angka sebaran kasus di sana tidak pernah setinggi yang terjadi di Tanah Air. Hingga awal September 2021, angka Covid-19 di Mesir mencapai 290 ribuan kasus dengan 16 ribuan kasus kematian.
Salah satu upaya Mesir menghadapi badai Covid-19 adalah dengan menjalankan kebijakan percepatan vaksinasi yang saat ini memasuki gelombang ke-4.
Diketahui bahwa mayoritas WNI di Mesir adalah para mahasiswa. Hingga awal September 2021, terdapat 60 kasus positif yang dialami WNI dengan empat kasus kematian.
"Kami membentuk Satgas Covid-19 KBRI Mesir yang melibatkan WNI—termasuk para mahasiswa. Kami mengupayakan tindakan preventif dan mengingatkan semua WNI untuk mematuhi protokol kesehatan yang berlaku di Mesir maupun yang ditetapkan Pemerintah Indonesia," ujar DR. (H.C) Lutfi Rauf, Duta Besar Indonesia untuk Mesir dalam diskusi virtual RMOL World View bertajuk "Perlindungan 10 Ribu WNI di Mesir Pada Masa Pandemi", Senin (6/9/21).
Setiap hari, Satgas Covid-19 menyebarkan informasi tentang perkembangan kasus agar WNI selalu waspada. Terutama saat ini dengan tren peningkatan kasus akibat kehadiran varian Delta yang sudah terdeteksi masuk Mesir. "Tidak bisa bilang baik-baik saja," kata Dubes Lutfi.
KBRI Mesir juga meminta izin bagi WNI yang telah sembuh untuk bisa meneruskan isolasi sebanyak lima hari tambahan. Termasuk bagi para mahasiswa.
Dubes Lutfi menekankan bahwa negara selalu ada untuk mendampingi para warganya di mana pun mereka berada. Ia mencontohkan Mesir tahun lalu ketika diberlakukan lockdown, KBRI memberikan bantuan logistik kepada para WNI terutama mahasiswa.
Begitu pula setelah kebijakan lockdown dicabut, pemerintah tetap memberikan bantuan berupa vitamin, suplemen kesehatan, hand sanitizer, dan alat pencegahan utama yaitu masker. Menurut Dubes Lutfi, Mesir memiliki standar masker yang baik. Pembagian dua masker untuk setiap WNI dirasa cukup karena masker tersebut dapat dicuci dan dipakai ulang.
Terkait kedatangan warga negara lain ke Mesir, Dubes Lutfi menjelaskan bahwa tidak ada larangan untuk datang ke Mesir. Yang terjadi hanya pembatasan dengan berbagai syarat ketat termasuk tes PCR dan surat vaksin yang harus dimiliki pendatang.
Bukti Mesir tidak menutup diri terlihat dari jumlah wisatawan yang mulai banyak berkunjung pada semester pertama tahun ini.
Pun di dalam negeri, penggalakan vaksinasi terus dilakukan. Kebijakan pemerintah Mesir menyatakan bahwa semua warga Mesir maupun warga asing yang menetap di Mesir harus divaksinasi. Warga mendaftar secara online, kemudian mendapat petunjuk Kementerian Kesehatan via sms tentang waktu dan lokasi vaksinasi.
Antusiasme tinggi masyarakat Mesir terlihat dari antrean yang panjang. Terlebih lagi menyambut tahun ajaran baru untuk sekolah dan universitas, para tenaga pendidikan dan peserta didik wajib divaksinasi sebelum tahun ajaran berjalan. Menyambut tahun ajaran baru, Mesir menargetkan vaksin untuk 6 juta orang.
Apakah Mesir mulai memproduksi vaksin di dalam negeri?
"Industri kesehatan dan industri farmasi Mesir memang cukup maju. Mesir merupakan negara di Afrika yang relatif terdepan untuk urusan kesehatan publik. Saat ini Mesir bekerja sama dengan produsen Sinovac dan sudah mulai memproduksi sendiri vaksin tersebut di dalam negeri. Ada kabar bahwa Mesir juga akan bekerja sama untuk produksi vaksin Sputnik," ungkap Dubes Lutfi.
Terkait pandemi di Tanah Air, ia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia sudah bekerja keras untuk menjaga masyarakat. Namun Sang Dubes mengingatkan kembali bahwa keberhasilan menghadapi pandemi bukan semata tugas pemerintah. "Ini tanggung jawab kita bersama," pungkasnya.
KOMENTAR ANDA