Zikir alam hakikat adalah kenikmatan ruhani yang bersumber dari pengungkapan hakikat Ilahi. Zikir alam rahasia akan membawa seseorang kepada tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Mahakuasa/ Net
Zikir alam hakikat adalah kenikmatan ruhani yang bersumber dari pengungkapan hakikat Ilahi. Zikir alam rahasia akan membawa seseorang kepada tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Mahakuasa/ Net
KOMENTAR

APA sih yang membuat hati gundah gulana alias tidak kunjung tenang? Tentunya banyak sebab, entah itu dolar lagi naik, bisnis bangkrut, anak nakal, suami atau istri dilirik orang, mobil rusak, Covid-19 makin ganas, genteng bocor, teman ngambek, kucing kesayangan diare, jalanan macet, dan lain-lain.

Akan panjang ceritanya jika dibahas satu persatu, tetapi Al-Qur’an telah menyimpulkan dalam surat Yunus ayat 62, yang artinya, “Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”

Jadi penyebab utama tidak tenangnya hati adalah:

Pertama, khauf (ketakutan) yang mana ini berkaitan dengan masa depan.

Tidak ada satu pakar pun yang dapat mengetahui bagaimana kepastiannya masa depan. Dan yang dapat dilakukan manusia hanyalah mensyukuri hari ini, dengan segala romantikanya.

Akan tetapi manusia juga makhluk yang ambisius, tidak salah sih, tetapi kalau berujung menuntut kepastian gemilang di masa depan, maka yang terjadi muncullah ketakutan. Seolah masa depan itu hanya berisikan deretan kemalangan dan penderitaan. Padahal belum tentu juga kita masih hidup di masa depan itu. Dan yang acap kali kita temui, seringkali yang ditakutkan itu malah tidak pernah terjadi.    

Kedua, hazn (kesedihan) yang mana ini berhubungan dengan masa lalu.

Kita hidup di masa sekarang dan melangkah menuju masa depan, tetapi bayang-bayang kelam masa lalu terus menghantui, menghadirkan trauma, menorehkan kesedihan tak berujung. Kita menghabiskan malam-malam panjang dalam kenestapaan dan mencambuki hati dengan kemurungan, padahal masa lalu tak dapat dirubah lagi.

Kegundahan hati itulah yang perlu diobati, yaitu dengan zikir.

Dalam mengarungi kemacetan yang kian parah, apa yang dapat kita lakukan? Apakah dengan meluapkan kemarahan, kekesalahan, amarah hingga umpatan itu menyelesaikan masalah? Tidak juga ternyata. Malahan sikap-sikap negatif itu yang merusak diri sendiri.

Dari itu, marilah kita mengamalkan zikir!

Adakah jaminannya zikir itu dapat menenangkan hati? Jawabannya terdapat pada firman Allah dalam surat Ar-Ra’du ayat 28, yang artinya, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan zikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan zikir (mengingat) Allah hati menjadi tenteram.”

Zikir itu menenangkan hati. Tetapi kenapa sesudah berzikir di antara kita hatinya malah risau galau?

Tentunya kita tidak dapat menyalahkan zikir yang merupakan tuntunan dari Ilahi. Kita mesti melihat lebih dalam kepada diri sendiri, apakah diri kita berzikir dengan lisan atau dengan hati? Itu jelas beda dong!

Hakikat zikir adalah mengingat Allah. Jadi, zikir itu bukanlah sekadar kegiatan komat-kamit lidah dan mulut saja, tetapi lebih penting lagi menghadirkan Tuhan di hati kita.

Ketika sibuk membaca berbagai bait-bait zikir, kok hati malah jadi gundah gulana? Ya, karena di hati kita masih disesaki dengan berbagai tipu daya dunia. Dari itulah perlu diketahui lebih mendalam hakikat zikir.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam buku Secret of The Secrets menguraikan, zikir lisan menunjukkan bahwa hati tidak melupakan Allah, sedangkan zikir batin merupakan gerak perasaan. Zikir hati melibatkan perasaan dan kesadaran akan adanya kekuatan dan keindahan Allah dalam dirinya.

Adapun zikir jiwa adalah bersinarnya cahaya Ilahi yang bersumber dari kekuatan dan keindahan Allah. Zikir alam hakikat adalah kenikmatan ruhani yang bersumber dari pengungkapan hakikat Ilahi. Zikir alam rahasia akan membawa seseorang kepada tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Mahakuasa.

Nah, hakikat zikir inilah yang perlu kita pertahankan sepanjang hayat, yaitu mengingat Allah. Selain menyibukkan lisan kita dengan kalimat-kalimat zikir, maka kokohkanlah hati kita untuk terus mengingat Allah, tidak pernah alpa meski sedetik pun.

Yāsir Shalabī dalam bukunya 25 Penyebab Kesulitan Hidup mengungkapkan, zikir secara umum dapat dilakukan dengan pelbagai macam ketaatan, seperti tasbih, tahmid, tahlil, takbir, berdoa, beristigfar, dan membaca Al-Qur'an.

Dari keterangan di atas terlihat betapa luasnya zikir itu, dan seluruhnya menggambarkan pentingnya mengingat Allah, dan dapat mengantarkan kita kepada ketenangan hati.

Misalnya, anak kita tercinta mendapat musibah, dan betapa risaunya hati sebagai orangtua. Dari itu raihlah ketenangan hati dengan menyegerakan zikir, dengan  beristigfar, mohon ampunan kepada Allah.

Dan selama menghadapi ujian ini kita terus mengingat Allah dan mendapatkan kekuatan hati dari zikir ini. Dengan demikian, dapatlah kita meresapi ketenangan yang menyejukkan.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur