BADAN Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru saja menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) kepada dua vaksin Covid-19 dengan merek Johnson & Johnson (J&J) dan CanSino.
Kepala BPOM Penny K Lukito menjelaskan, pemberian izin tersebut dilakukan setelah mendapat penilaian dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) terhadap mutu vaksin. Hal tersebut mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin yang berlaku internasional.
Lalu, bagaimana dengan peluang J&J serta CanSino untuk menjadi vaksin Covid-19 di Indonesia?
Vaksin Johnson & Johnson
Janssen, vaksin Covid-19 produksi J&J berdasarkan data interim studi klinik fase 3, pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, terbukti mencegah keseluruhan gejala Covid sebesar 67,2 persen. Untuk subjek 18 tahun, efikasinya sebesar 66,1 persen mampu mencegah gejala sedang hingga berat.
"Vaksin Janssen merupakan vaksin yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies dari J&J dengan platform non-replicating viral vector menggunakan vector Adenovirus (Ad26)," jelas Penny.
Di Indonesia, lanjut dia, vaksin ini didaftarkan oleh PT Integrated Health Indonesia (IHI) sebagai pemegang izin edar darurat dan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan, khasiat, dan mutu vaksin.
Vaksin CanSino
Vaksin Convidecia produksi CanSino ini memiliki efikasi perlindungan pada semua gejala sebesar 65,3 persen. Untuk perlindungan kasus berat, efikasinya mencapai 90,1 persen.
Convidecia merupakan vaksin yang dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology, yang dikembangkan dengan platform non-replicating viral vector namun menggunakan vector Adenovirus (Ad5).
Di Indonesia, vaksin ini didaftarkan oleh PT Bio Farma sebagai pemegang izin edar darurat yang akan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan, khasiat, dan mutu vaksin.
Prosedur Pemberian Vaksin
Penny menegaskan, vaksin J&J dan CanSino hanya diperuntukkan bagi warga 18 tahun ke atas. Vaksin ini memerlukan kondisi penyimpanan khusus, yaitu 2 sampai 8 derajat Celcius. Bahkan vaksin Janssen disimpan pada suhu -20 derajat Celcius.
Pemberian vaksin dilakukan melalui sekali suntikan atau dosis tunggal sebanyak 0,5 mL secara intramuscular.
"Jadi, kedua vaksin ini sudah memenuhi persyaratan mutu. Makanya kami terbitkan EUA, karena sudah melalui pengkajian yang intensif terhadap keamanan, khasiat, dan mutu," tegasnya.
Dengan hadirnya J&J dan CanSino, maka Indonesia sudah memiliki 9 jenis vaksin untuk melawan penyebaran virus Corona. Vaksin tersebut adalah Bio Farma (Sinovac), AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Cominarty (Pfizer), Sputnik-V, J&J, dan CanSino.
Untuk CanSino, wacananya akan dijadikan sebagai vaksin Gotong Royong, bersama dengan Sinopharm, Sputnik-V, dan Anhui Zhifei Longcom.
KOMENTAR ANDA