Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D
Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D
KOMENTAR

LUAR BIASA, nama Indonesia sekali lagi tercatat di indah lewat pencapaian dosen Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Ilmuwan Indonesia, Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh 2021 versi majalah Time. Namanya bersanding dengan sejumlah orang penting dunia lainnya termasuk Presiden AS, Joe Biden, CEO Tesla, Elon Musk dan CEO Apple, Pangeran Harry dan Meghan, Tim Cook.

Adi Utarini masuk dalam kategori pionir, bersama dengan Billie Eilish dan Sunisa Lee. Selain itu, Adi juga merupakan satu-satunya orang Indonesia yang berhasil masuk dalam daftar bergengsi ini.

Hal yang juga membanggakan, ulasan tentang dirinya di Majalah Time ditulis langsung oleh Melinda Gates, salah satu wanita terkaya di dunia yang juga aktif dalam kegiatan filantropi.

Dalam esainya soal sosok akademisi Fakultas Kedokteran UGM ini, Melinda menulis tentang prestasi Adi dalam mengatasi penyakit demam berdarah. Demam berdarah sampai saat ini masih menjadi masalah global bagi dunia kesehatan. Tingkat penularannya masih tergolong tinggi, dibandingkan penyakit lainnya.

Tak hanya menulis dalam bentuk esainya tentang sosok Adi Untari ini. Di akun media sosial, twitternya @melindagates ia menuliskan kebanggannya ini.

“Dengue fever infects almost 400 million people each year. Dr. Adi Utarini has survived it twice. But dengue fever may not survive her. I was proud to write about her groundbreaking efforts to combat this dangerous disease for #TIME100.”

Tak percaya akan pencapaiannya ini, lewat akun Instagram Adi Utarini, Adi mengaku berterima kasih atas apresiasi yang diberikan oleh Melinda Gates. Ia mengisahkan bertemu dengan mantan istri dari Bill Gates itu pada 2017 silam. Dalam perjumpaan itu, Adi mengungkap sempat ragu akan keampuhan nyamuk wolbachia buatannya untuk menurunkan kasus DBD di wilayahnya yakni di Yogyakarta.

"21 Maret 2017. Melinda dan Sue datang mengunjungi proyek kami untuk pertama kalinya. Mereka berdua berbincang dengan masyarakat di Kalurahan Kricak Yogyakarta dengan sangat rendah hati. Saat itu, kita tidak tahu bahwa Wolbachia Aeaegypti mampu menurunkan 77% kejadian DBD dan 86% rawat inap akibat DBD di Kota Yogyakarta. Terima kasih Melinda French Gates untuk menghargai tim kami di Time 100. Jika Anda kebetulan berkunjung ke Indonesia lagi, silakan mampir ke Yogyakarta. Anda akan sangat senang melihat 2.500 kader perempuan menyebarkan telur nyamuk di masyarakat di Sleman. Kami sangat bangga pada mereka. Terima kasih dan salam hangat dari tim kami, wmp yogyakarta,” tulisnya.

Siapa Adi Utari?

Perempuan bernama lengkap Adi Utarini yang lahir pada 4 Juni 1965 adalah merupakan peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada.

Banyak prestasi yang telah diraihnya, Desember 2020, Adi Utarini dianugerahi penghargaan 10 peneliti paling berpengaruh di dunia oleh jurnal ilmiah Nature atas penelitiannya tentang pengurangan demam berdarah dengue melalui intervensi nyamuk ber-Wolbachia di Yogyakarta.

Bersama timnya, Adi Utarini yang menjadi salah satu pimpinan uji terkontrol secara acak untuk meneliti teknik penggunaan nyamuk ber-Wolbachia untuk pengurangi penyebaran penyakit yang dibawa oleh nyamuk, termasuk demam berdarah dengue. yang dilakukan sejak 2016 di Yogyakarta.

Pada Agustus 2020 ia mengumumkan bahwa metode ini berhasil mengurangi kasus dengue sebesar 77% selama periode penelitian. Wolbachia adalah sebuah bakteri yang jika diberikan pada nyamuk dapat mencegah penyebaran virus dari nyamuk tersebut kepada manusia.

Metode yang ia lakukan ini sebelumnya  telah dikembangkan sejak tahun 1990an di Universitas Monash, tetapi sebelum penelitian Utarini belum ada penelitian acak terkontrol yang dilakukan untuk membuktikannya, sehingga jurnal ilmiah Nature menyebut penelitian ini sebagai "bukti terkuat" untuk membuktikan metode Wolbachia.

Utarini juga dikenal sebagai "Prof Uut" dan disebut "pendiam tetapi persuasif" oleh rekan-rekannya. Di antara hobinya adalah bersepeda dan bermain piano. Lewat ig pribadinya @adiutarimusik ia kerap membagikan beberapa kegiatannya. Salah satunya kerinduannya pada suaminya, Iwan Dripahasto yang meninggal akibat Covid-19 pada bulan Maret 2020 lalu.

“Rindu—Seharian kemarin merasakan apa yang mungkin dirasakan mas Iwan ketika awal sakit. Tentu ini tak seberapa dibanding perjuangan mas Iwan selama 19 hari.
Baik2 disana ya dan berbahagia selalu bersamaNya melebihi kebahagiaan di dunia 💖Amin.

Al Fatihah..”




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women