MIMPI buruk bagi banyak wanita Afghanistan usai kelompok militan Taliban mengambilalih kekuasaan di negara itu pertengahan Agustus lalu tampaknya menjadi nyata. Betapa tidak, wanita kini tidak lagi diizinkan bekerja di kantor-kantor pemerintahan di ibukota Kabul.
Associated Press akhir pekan ini (Minggu, 19/9) melaporkan, para pegawai wanita di pemerintahan Kabul telah diperintahkan untuk tinggal di rumah. Sementara itu, pekerjaan mereka akan digantikan oleh pegawai laki-laki.
Padahal, pada awal perebutan kekuasaan, Taliban berjanji akan lebih inklusif. Namun dengan serangkaian aturan pembatasan bagi wanita, Taliban seakan menghidupkan kembali mimpi buruk banyak wanita di negara itu ketika Taliban pertama kali berkuasa, yakni tahun 1996-2001. Pada masa itu, wanita dibatasi dengan sangat ketat ruang geraknya dan peranan publiknya.
Keputusan ini adalah pembatasan baru bagi ruang gerak wanita di Afghanistan, setelah sebelumnya siswi di sekolah dasar dan mengah juga tidak diizinkan masuk. Hanya siswa laki-laki yang diperbolehkan kembali belajar di sekolah.
Selain itu, mahasiswi di perguruan tinggi juga diberitahu bahwa mereka akan bisa melanjutkan studi dalam pengaturan yang dipisahkan berdasarkan gender. Para mahasiswi juga harus mematuhi aturan berpakaian Islami yang ketat.
Tidak hanya itu, pada Jumat (17/9) Taliban juga menutup Kementerian Urusan Wanita dan menggantinya dengan Kementerian yang bertugas menegakkan hukum Islam.
KOMENTAR ANDA