BERTAMBAHNYA varian virus Covid-19 dan kemungkinan berkurangnya antibodi karena jangka waktu lebih dari 9 bulan sejak vaksinasi membuat banyak negara mengambil kebijakan untuk memberi vaksin dosis booster bagi warga mereka.
Para penasihat bidang vaksin Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada Jumat (17/9/2021) waktu setempat menyetujui otorisasi penggunaan darurat (Emergency Use Authorization) dosis booster vaksin Pfizer untuk orang berusia 65 tahun ke atas dalam jangka enam bulan setelah pemberian dua dosis vaksin, seperti diberitakan CNN.
Persetujuan itu sekaligus menolak permohonan yang lebih luas untuk menyetujui dosis booster untuk masyarakat berusia 16 tahun ke atas. Komite vaksin FDA meragukan keamanan dosis booster untuk remaja dan orang dewasa muda karena masih kurangnya data tentang efektivitas jangka Panjang dan keamanan dosis booster bagi mereka yang tergolong usia produktif.
Sebelumnya, pemerintah telah mengumumkan rencana pemberian dosis booster kepada masyarakat umum pada akhir pekan ini. Hal tersebut dinilai para anggota komite vaksin FDA merupakan keputusan yang terburu-buru, terlebih karena FDA dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) belum memberi persetujuan.
Komite vaksin yang terdiri dari ahli vaksin, ahli imunologi, dokter anak, dokter spesialis penyakit menular, juga ahli kesehatan masyarakat meminta lebih banyak data sebelum pemerintah mengambil keputusan.
Komite vaksin FDA mendukung vaksin booster bagi kelompok berisiko tinggi yang lebih terbatas seperti para tenaga kesehatan dan mereka dengan kondisi berisiko terpapar Covid-19 yang parah.
Singapura
Sementara itu di Singapura, masyarakat mulai mendapat vaksin booster. PM Lee Hsien Loong menjadi orang pertama yang divaksinasi dosis tambahan pada Jumat (17/9/21). Menurut PM Lee, meningkatnya kasus Covid-19 terutama setelah merebaknya virus Delta membuat masyarakat harus mendapat perlindungan ekstra melalui suntikan booster. PM Lee mengajak warganya untuk tidak ragu mendapat suntikan booster.
Sebelumnya, pemerintah Singapura telah menjadwalkan vaksinasi dosis booster untuk para lansia berusia 60 tahun ke atas. Selain lansia, orang dengan kondisi berisiko terkena Covid-19 yaitu penderita penyakit autoimun tingkat sedang hingga parah.
Indonesia
Adapun di Tanah Air, banyak pihak juga telah meminta adanya vaksin booster mengingat efikasi vaksin dua dosis dikhawatirkan mulai berkurang. Pada tahun ini vaksin booster Moderna sudah diberikan kepada para tenaga kesehatan.
Menanggapi masalah vaksin booster ini, Menteri Kesehatan RI mengatakan bahwa jumlah orang yang divaksinasi dosis pertama belum mencapai 50% dari total penduduk Indonesia. Jumlah penerima vaksin dosis pertama baru sekitar 75 juta orang.
“Kalau saya bilang pakai bahasa singkat, booster is clinically right tapi ethically wrong,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam diskusi Wealth Wisdom yang diselenggarakan Permata Bank, Sabtu (18/9/21).
Menkes menambahkan bahwa secara waktu, pemberian booster saat ini tidak etis. Sama artinya seperti merampas kesempatan vaksin 125 juta penduduk Indonesia yang belum mendapat vaksin sama sekali. Ibaratnya, sekelompok orang memaksa untuk lebih sehat sementara lebih banyak orang berpotensi untuk mati.
Sebelumnya dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI (13/9/21) Menkes mengatakan bahwa rencana pemberian vaksin booster kepada masyarakat luas akan dimulai tahun 2022. Masyarakat bisa memilih vaksin booster mereka. Menkes memastikan pilihan vaksin yang disediakan pemerintah sudah memiliki Emergency Use Authorization (EUA) yang ditentukan WHO.
KOMENTAR ANDA