Foto: Koleksi Zilbescraft
Foto: Koleksi Zilbescraft
KOMENTAR

DI atas etalase kaca, tangan Ferry Ferdian dengan cekatan mengurai limbah “besek” menjadi lembaran-lembaran bambu. Tidak sampai sepuluh menit, bambu tipis sebesar ukuran jari kelingking itu mulai dirajutnya menjadi bagian kepala tokoh terkenal dalam film kartun Jepang. Melihat keterampilan menganyam lembaran bambu menjadi bentuk tiga dimensi, rasanya tidak bisa dipercaya jika lelaki yang berprofesi sebagai pedagang helm itu baru mulai menggeluti hobi barunya dua bulan lalu.

“Saya memulainya baru bulan juli kemarin. Pada awalnya, cuma membuat miniatur rumah dan sepeda untuk melengkapi koleksi tanaman bonsai.” Jawab Ferry Ferdian.

Lelaki yang tinggal di Perum Citra Harmoni Rowo Belang Batang Jawa Tengah ini juga mengakui, karya-karya buatannya tidak banyak dilirik karena sudah banyak produk-produk kerajinan sejenis.

Di sela-sela waktu menunggu pengunjung toko helmnya, pemilik akun facebook Zerry Zil itu mulai melakukan riset di group wadah kreasi. Setelah melihat karya yang unik-unik dan kreatif, ia pun memutuskan untuk membuat karya berupa action figure yang terbuat dari anyaman limbah bambu.

“Ya awalnya coba-coba, tapi setelah posting di group dan mendapat tanggapan luar biasa, saya mulai seriusin.” Sambil menganyam potongan-potongan bambu menjadi bagian tubuh dan sepasang lengan action figure, Ferry Ferdian menceritakan latar belakang dirinya mulai serius di karya limbah bambu ini.

“Dari besek saya coba-coba bikin karakter samurai. Awalnya sih kurang sempurna, tetapi agar kelihatan hidup, saya mulai mempelajari dari gambar-gambar di internet dan membuat lekukan-lekukan tubuhnya dengan sangat detail.” Ujar Ferry Ferdian sambil menunjuk beberapa tokoh samurai dengan berbagai pose. Tekstur dan karakter bambu yang khas membuat karya semakin unik dan bernilai seni.

Suara putaran kipas angin tidak mampu mengusir kekaguman terhadap pria asal Batang Jawa Tengah itu. Jemarinya begitu terampil menarik dan memasukkan bilah bambu menjadi bagian kaki. Besek bambu yang sejam lalu masih berupa pembungkus makanan, kini sudah menjelma menjadi tokoh samurai dengan gayanya yang khas. Selang beberapa menit, Ferry mengabadikan proses pembuatan karya yang hampir selesai itu, lalu menguploadnya melalui akun sosial media.

Melihat itu, saya pun mencoba mencari tahu tanggapan dari karya-karya yang sudah diuploadnya melalui group facebook dan akun instagram.

“Kalau untuk pemerintah setempat, sementara ini masih belum terlihat sih mas. Mungkin karena karya ini dibuat dari bahan yang biasa. Tapi kalau di mata para pelaku seni, karya saya ini cukup diapresiasi. Dalam seminggu ini saja, sudah ada 100 lebih pesanan yang masuk.”

Ferry juga menambahkan, bahwa saat ini dirinya belum memikirkan strategi marketing dan skema bisnisnya. Selain dikarenakan pengerjaannya di saat senggang, ia ingin fokus memperbanyak koleksinya terlebih dahulu. Namun, jika ada yang berminat dengan koleksi yang telah dibuatnya, ia mempersilahkan karyanya itu dibeli mulai dari harga lima ratus ribuan. Semakin tinggi kerumitan, harga action figurenya semakin tinggi.

“Saya enggak mau dikejar-kejar target mas. Saya ingin berkarya sesuai keinginan dan mood. Tapi beberapa orang dari luar negeri sudah ada yang mengajukan kerjasama.” Ungkap Ferry Ferdian sambil mengakhiri kegiatan menganyamnya.

Di atas kaca etalase helm. Lelaki ramah itu kemudian memamerkan action figure yang baru saja selesai dibuatnya. Kenshin Himura, tokoh Samurai X dalam film anime jepang yang telah diangkat ke dalam versi film layar lebarnya itu nampak gagah dengan gaya siap menarik pedang.

“Keinginan saya, walau dari bahan sederhana, produk ini bisa bersaing dengan produk-produk yang modern dan bisa menjadi motivasi bagi orang lain.”

Di saat saya melihat-lihat karya yang baru saja dihasilkan. Lelaki ramah itu meminta saya untuk melihat ZILBESCRAFT, Youtube Channel miliknya yang berisi koleksi karya yang telah dihasilkan sepanjang dua bulan ke belakang.

“Jangan lupa subscribe ya mas!” Pinta Ferry Ferdian sambil melepaskan senyuman bersahabat.

Penulis : Rohadi Wijaya, Penulis Novel Api Unggun Terakhir, Sang Saka & Gerbang Nuswantara




Indonesia Dapat Apresiasi dari Arab Saudi atas Pengelolaan Haji yang Humanis dan Profesional

Sebelumnya

Penjelasan Kepala Badan Gizi Nasional tentang Insiden 40 Siswa di Sukoharjo Keracunan Menu Makan Bergizi Gratis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News