Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SUDAH banyak diberitakan, pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) yang diselenggarakan di sekolah pada beberapa daerah, memunculkan banyak klaster baru. Bahkan data Kemendikburistek, sebanyak 15 ribu siswa terpapar Covid-19 selama PTMT berlangsung.

Sejumlah protokol kesehatan sebenarnya sudah diterapkan di sekolah. Mulai dari jumlah siswa yang hanya diisi 50 persen setiap kelas, mencuci tangan, pemeriksaan suhu badan, memakai masker, hingga jaga jarak dan membuka jendela agar sirkulasi udara berjalan dengan baik.

Kiranya peran orangtua murid sangat diperlukan untuk mendeteksi apakah anak layak diberangkatkan ke sekolah.

Berikut ini beberapa gejala Covid-19 yang paling khas dialami anak. Jika ada gejala tersebut, sebaiknya orangtua melarang anak pergi ke sekolah untuk mencegah munculnya klaster sekolah.

1. Batuk

Menurut studi Lembaga Eijkman yang meneliti 1.973 pasien Covid-19 di Indonesia dengan usia di bawah 18, batuk dialami oleh 57,4 persen anak. Ini artinya, batuk menjadi gejala khas yang dialami anak-anak saat terinfeksi Covid-19.

Batuk ini semakin berat dialami anak dari hari ke hari. Bahkan pada beberapa kasus, ada yang sampai mengalami sesak napas akibat batuk yang terus menerus.

2. Kelelahan

Masih menurut studi Lembaga Eijkman yang meneliti 1.973 pasien Covid-19 di Indonesia dengan usia di bawah 18, kelelahan menyerang 39,7 persen anak. Kelelahan ini diakibatnya infeksi virus yang menyerang sistem imunitas tubuh anak.

Jika anak dipaksakan masuk, bukan tidak mungkin mereka akan sulit mengikuti pelajaran dan virus semakin menginfeksi.

3. Demam

Studi Lembaga Eijkman yang meneliti 1.973 pasien Covid-19 di Indonesia dengan usia di bawah 18 juga mengungkap, demam dialami oleh 36,8 persen anak. Demam anak berada di atas suhu 37,5 derajat Celcius. Perlu perhatian khusus dari orangtua untuk tidak memaksakan anaknya berangkat ke sekolah.

Dari hasil studi tersebut juga terungkap dari 208 pasien anak positif Covid-19 yang diteliti, 140 kasus di antaranya tidak bergejala. Artinya, hanya 32,7 persen kasus pada anak yang bergejala. Dan artinya juga, rantai penularan akan terus terjadi.

Jika sudah begini, apa saja yang harus dilakukan oleh orangtua?

• Melarang anak masuk sekolah jika kondisinya sedang sakit.
• Pastikan sekolah anak menerapkan jaga jarak dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
• Ajarkan anak mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer dengan benar,   terutama setelah memakai kamar.mandi, bersin, batuk, dan sebelum makan.
• Motivasi anak untuk memakai masker dengan benar.
• Ingatkan anak untuk tidak menyentuh wajah.
• Jika ada kesempatan vaksin, segera vaksin!
• Lakukan protokol kesehatan dengan benar di manapun.

 




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health