SENIN, 27 September 2021 menjadi hari yang bersejarah bagi masyarakat Kota Depok. Hal ini dikarenakan Wakil Walikota Depok Ir. H. Imam Budi Hartono mendeklarasikan Kota Depok menjadi bagian dari jaringan Plastic Smart Cities untuk mengurangi sampah plastik. Melalui program ini, sampah plastik yang dihasilkan oleh masyarakat kota Depok dapat ditekan hingga 30%.
Plastic Smart Cities merupakan program regional yang melibatkan lima negara di Asia Tenggara. World Wide Foundation (WWF) yang menginisiasi program tersebut menargetkan 25 kota di Indonesia, Thailand, Philipina, Vietnam, China dan Hongkong dapat mengurangi sampah plastik di lingkungan kota, sungai dan lautnya.
Di Indonesia, WWF Indonesia sudah membangun jaringan Plastic Smart Cities Indonesia di Kota Bogor, dan selanjutnya menyusul kota Makassar, dan DKI Jakarta. Dalam acara Deklarasi Plastic Smart Cities, Mr. Andreas, Senior Advisor WWF di Norwegia turut hadir secara live streaming untuk memberikan sambutan sebagai rangkaian dari acara.
“Satu hal yang istimewa dalam program Plastic Smart Cities di Kota Depok adalah konsep pengelolaan dan pengolahan sampah plastiknya dilakukan secara terpadu berbasis komunitas,” ungkap Dimas Wijanarko.
Founder dari Getplastic Indonesia ini menambahkan bahwa sampah di Kota Depok adalah tanggung jawab dari masyarakat kota Depok itu sendiri. Untuk itu, anggota komunitas yang juga merupakan bagian dari masyarakat kota Depok harus dapat berperan nyata membangun budaya bijak menggunakan plastik, serta mampu menjawab tantangan pengolahan sampah plastik di wilayah tempat tinggal masing-masing.
Di tempat yang sama, Ir. H. Imam Budi Hartono selaku perwakilan dari pemerintah Kota Depok mengharapkan, selain mendorong pertumbuhan bank-bank sampah di tingkat RW di masingmasing kelurahan, adanya program Plastic Smart Cities ini dapat mendorong pengelolaan dan pengolahan sampah organik dan anorganik di lingkungan terkecil. Sehingga, sampah tidak perlu sampai ke Tempat Pembuangan Akhir.
“Kalaupun ada sampah yang harus dikelola oleh pemerintah Kota Depok, tentunya itu adalah sampah-sampah yang perlu penanganan khusus seperti batu baterai, limbah medis dan pampers. Sedangkan untuk sampah organik, saya mengharapkan bisa diolah menjadi eco enzym dan pakan ternak seperti pelet dan magot. Dengan demikian, potensi ekonomi dari pemilahan sampah dapat menciptakan peluang usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan baru,” ungkap Wakil Walikota mengakhiri kegiatan pers conference seusai acara Deklarasi di Balaikota Depok.
Kegiatan Deklarasi Plastic Smart Cities di Gedung Serbaguna Balaikota Depok ini juga mengundang komunitas-komunitas penggiat lingkungan yang ada di Kota Depok. Salah satunya adalah Forum Komunitas Hijau Nusantara yang sangat concern terhadap kawasan terbuka hijau Kota Depok.
“Harapan kami, permasalahan sampah plastik ini tidak hanya diselesaikan secara teknologi, tetapi juga melalui pendekatan peradaban. Sehingga sampah plastik ini dapat diselesaikan secarasadar oleh masyarakat, bahwa sampah yang mereka hasilkan akan membawa dampak. Untuk itu perlu ada peran sosialisasi baik dari produsen maupun pemerintah. Forum Komunitas Hijau Nusantara menyambut baik setiap upaya-upaya menjaga lingkungan khususnya di wilayah Kota Depok, salah satunya upaya pemerintah Kota Depok menggandeng komunitas menyelesaikan permasalahan sampah plastik melalui program Plastic Smart Cities ini,” ucap Heri Gonku.
Kegiatan Deklarasi yang dilaksanakan sesuai standar protokol kesehatan itu ditutup dengan penampilan memukau dari Saung Assemble dan Musikalisasi Puisi yang merupakan kolaborasi dari seniman dan artis penyanyi di kota Depok seperti Ipank Hore-Hore, MB Kamil dan Taman Sawangan Okulele.
Penulis : Rohadi Wijaya (Kontributor Farah.id)
KOMENTAR ANDA