TUNISIA resmi memiliki perdana menteri baru setelah Presiden Kais Saied menunjuk ahli geologi Najla Boudin Ramadan menduduki kursi PM, Rabu (29/9/21). Najla menjadi perempuan pertama yang menjadi perdana menteri di Tunisia dan liga Arab.
Sejak berkuasa menjelang akhir Juli 2021 lalu, Presiden Kais telah menangguhkan parlemen, mencabut kekebalan anggota parlemen, mengambil alih pengadilan, serta memecat Hichem Mechichi dari jabatan perdana menteri.
Berbagai tindakan krusial itu dilakukan setelah Tunisia mengalami peningkatan angka kematian akibat Covid-19 disertai kebuntuan politik dan krisis ekonomi yang berlangsung berbulan-bulan.
Sejumlah partai politik, organisasi nasional, juga para negara sahabat Tunisia mendesak segera dibentuknya pemerintahan yang solid setelah negara itu vakum sejak 25 Juli 2021.
Lahir di Kairouan tahun 1958, Najla adalah profesor geologi di National School of Engineers, Tunisia. Sejak tahun 2011, Najla telah aktif memegang beberapa posisi di Kementerian Pendidikan Tinggi.
Sebelum menjadi PM, Najla bertanggung jawab menjalankan program World Bank di Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Ilmiah Tunisia.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah Tunisia, negara ini akan dikepalai seorang perempuan yang menjabat perdana menteri."
"Kami akan bekerja sama dalam waktu dekat, membekali diri dengan kestabilan dan tekad baja untuk memerangi korupsi dan kekacauan pada beberapa institusi pemerintahan yang selama ini disaksikan di seluruh negeri," ujar Presiden Kais dalam video yang diunggah di akun resmi kepresidenan di Facebook.
KOMENTAR ANDA