Naffisa Adyan Fekranie/ Foto: Tangkapan layar
Naffisa Adyan Fekranie/ Foto: Tangkapan layar
KOMENTAR

ANAK MUDA Indonesia kembali menorehkan prestasi internasional. Naffisa Adyan Fekranie, seorang mahasiswa ITB mencatat prestasi terbesar sebagai juara pertama (First Runner Up) dalam ajang ASEAN Energy Awards dan ASEAN Energy Youth Awards (AEYA) 2021.

AEYA diselenggarakan oleh ASEAN Centre for Energy (ACE) dengan dukungan dari Southeast Asia Minister of Education Organization (SEAMEO) dan Korea Energy Agency (KEA), dengan tujuan untuk mengakui kontribusi berharga siswa untuk pembangunan bangsa, pembangunan berkelanjutan, dan transisi energi di kawasan ASEAN.

Di tahun ini, Naffisa berhasil mengalahkan Darren Waminal dari Polytechnic University of the Philippines dan Phan Van Long dari Hanoi University of Science and Technology.

Pandemi Memberi Ide Cemerlang

Berdasarkan penelusuran Farah.id ke situs kampus ITB, keberhasilan wanita cantik yang tidak terlalu aktif di media sosial ini dimulai dari kegemarannya memasak selama pandemi.

Diakuinya, sejak pandemi membatasi ruang gerak, Naffisa "beralih profesi" sementara dari mahasiswa menjadi koki di dapurnya sendiri.

Dari kegemaran barunya ini Naffisa melihat, minyak goreng yang dipakainya untuk memasak akan dibuang setelah 2 sampai 3 kali pemakaian.

Naffisa menganggapnya sebagai sesuatu yang salah dan harus segera dihentikan. Karena, membuang minyak goreng akan berdampak besar pada tanah.

Kemudian ia melakukan riset. Dalam komunitas skala kecil di Indonesia (kurang lebih 1500 rumah) dapat menghasilkan 520 kg minyak jelantah per harinya.

Dari situlah kemudian ia mengusung ide Uttilizing Eggshell Waste in Advancing Continues Biodiesel Production for Small Communities in ASEAN atau penggunaan kembali minyak jelantah dengan cangkang telur sebagai katalisnya untuk komunitas kecil di ASEAN guna memajukan produksi biodiesel berkelanjutan.

"Memang kalau dibayangkan, itu akan rumit sekali. Tapi kalau mulai diterapkan di komunitas kecil (rumah), bisa berdampak luas dan bisa dilakukan dalam skala regional, bahkan nasional," kata Naffisa dalam presentasinya.

Pesan Naffisa

Sebagai anak muda berprestasi, menurutnya meraih sebuah kemenangan bukanlah sebuah keberuntungan. Perlu proses panjang untuk memulainya.

Karena itu, ia menyarankan kepada teman-teman di luar sana untuk terus belajar dan menulis setiap ide yang muncul. Dan jangan takut, ragu atau malu untuk mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan, baik skala nasional maupun internasional.

"Kalau ada ide sebaiknya tulis dan jika ada.kesempatan tuangkan dalam lomba. Karena semua orang punya kesempatan untuk menang. Tinggal yang bedain hanya niat dan usahanya mencari info," ucap dia.

 




Dari Bisnis hingga Politik, Jejak Karier Futri Zulya Savitri yang Inspiratif

Sebelumnya

Stella Christie, Ilmuwan Kognitif dan Guru Besar Tsinghua University yang Terpilih Jadi Wakil Menteri Dikti Saintek RI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women