ENTAH lucu, haru atau heran, tetapi sebelum berpendapat mari kita simak dulu ceritanya!
Muhammad Ali Al-Hasyimi dalam bukunya Jati Diri Wanita Muslimah mengisahkan, ada seorang nenek yang mendatangi Nabi seraya bertutur, “Wahai Rasulullah, doakanlah aku supaya Allah memasukkan aku ke surga!”
Rasulullah menjawab, “Wahai Ibu Fulan, sesungguhnya surga itu tidak dimasuki oleh nenek-nenek.”
Seketika itu juga nenek itu membalikkan badan seraya menangis.
Nabi berkata, “Beritahukan kepadanya, bahwa dia tidak akan masuk surga dalam keadaan tua, sesungguhnya Allah telah berfirman, ‘Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. Dan, Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan." (terjemahan surat Al-Waqiah ayat 35-36)”
Muhammad Muhammad Badri dalam bukunya Sentuhan Jiwa Untuk Anak Kita menerangkan, kali ini Rasulullah memanggilnya, “Hai Ummu Fulan!” Ini adalah ungkapan yang menunjukan bagusnya etika beliau untuk menyenangkan hati orang. Panggilan semacam itu menyiratkan pengakuan dan penghormatan, sesuai dengan ajaran Islam.
Kemudian beliau hendak memberitahukan salah satu kenyataan di akhirat, yakni kenikmatan kekal bagi penghuni surga, bahwa kaum perempuan diciptakan kembali secara langsung dan dijadikan sebagai gadis-gadis perawan.
Dari dimensi ucapan Rasulullah ini, tersirat sesuatu yang menarik, rupanya perkara perempuan ingin awet muda, atau kembali glowing merupakan sesuatu yang dapat dimaklumi.
Toh, di surga nanti segala kerutan, kekusaman atau bahkan kerentaan itu akan sirna. Di surga, semuanya kembali menjelma sebagai gadis muda belia berjuta pesona.
Jadi, selama berada di koridor yang baik, apapun upaya wanita dalam merawat dirinya, memoles kecantikannya, bahkan mengupayakan dirinya glowing merupakan keniscayaan yang dapat dimaklumi.
Sebenarnya, hakikat hadis ini dapat dengan mudah dinalar oleh logika manusia. Syaratnya ya asal mau berpikir secara sehat.
Di antara kita, sadar atau tidak, pernah dong melihat perempuan yang (maaf) secara fisik biasa saja, dandanannya sederhana, busananya atau perhiasannya juga tidak glamor, akan tetapi kok dirinya terlihat bercahaya penuh pesona?
Begitulah ajaibnya akhlak mulia, yang memancarkan daya pikat yang lebih dahsyat dari magnet. Dia akan memancarkan aura terbaik dari dalam diri.
Silahkan coba dibuktikan ya!
Menariknya lagi, sebuah studi di Institut Internasional Biofisika di Jerman menemukan bahwa emanasi (pancaran) cahaya meningkat ketika subyek melakukan meditasi. Di sana mereka menemukan perubahan biokimia setelah subyek melakukan meditasi, peneliti mengetahui bahwa latihan meditasi menambah emisi foton manusia.
Kita tahu meditasi adalah proses menggali energi positif pada manusia, semakin positif energi seseorang maka akan semakin cemerlang cahaya dirinya, begitulah kira-kira rumusannya. Jadi, kuncinya adalah mengeluarkan energi positif dari dalam diri.
Dari itu dapat kita buktikan pula, betapa seseorang yang bersih hatinya, baik akhlaknya, terpuji kelakuannya –meski pun (maaf) ia berkulit gelap- wajahnya malah nampak bercahaya. Glowing lho!
Nah, yang begini dapat dengan mudah kita temukan di dunia, suatu keajaiban yang nyata.
Akan tetapi, itukan kejadiannya yang di dunia.
Namun, perempuan hendaknya punya visi lebih jauh lagi, bagaimana mencapai glowing yang sempurna kelak di kehidupan abadinya, yaitu di akhirat. Bahkan nenek-nenek renta pun menjelma kembali menjadi gadis belia nan rupawan.
Hebatkan?
Dari itu, jangan pernah ragukan lagi janji Nabi Muhammad, perihal tidak adanya perempuan tua di surga. Karena di tempat terbaik itulah nenek-nenek renta menjadi gadis belia, dan tentunya dengan pesonanya yang luar biasa glowing.
Pertanyaannya adalah, seberapa yakinkah diri kita akan masuk surga?
KOMENTAR ANDA