KOMENTAR

SEBAGAI penggerak ekonomi bangsa, UKM di Indonesia menjadi faktor penting yang menopang tegaknya perekonomian negara. Terlebih di masa pandemi, geliat UKM mampu menggerakkan roda perekonomian dengan lebih cepat.

Menariknya, 60% pelaku UKM adalah perempuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa banyak perempuan Indonesia yang memaksimalkan keberdayaannya sebagai pelaku bisnis. Ragam usaha yang ditekuni sangat beragam, termasuk kuliner, fesyen, dan alat kesehatan yang saat ini banyak diminati.

Namun untuk memulai usaha, permodalan sering kali menjadi masalah besar. Lantaran terbentur modal yang pas-pasan pula, banyak pengusaha yang tidak bisa mengembangkan usahanya padahal pasar terbuka lebar. Tak sedikit di antara para perempuan pengusaha yang tertarik promosi pinjaman online yang di kemudian hari ternyata bermasalah.

Saat inilah peran koperasi, salah satunya adalah koperasi wanita, menjadi urgen dan strategis untuk memulihkan kondisi perekonomian rakyat. Dalam hal ini, para wanita pelaku UKM yang mengalami hantaman keras akibat pandemi Covid-19.

“Kita harus lebih mempropagandakan koperasi perempuan, dari perempuan untuk perempuan. Jangan lagi ada korban pinjol (pinjaman online). Koperasi, sayangnya belum banyak disosialisasikan. Ke depannya koperasi tidak bisa lagi (bergerak) diam-diam dan (kesannya) eksklusif. Insya Allah, lewat Gerakan #akuberdaya, kita bantu perempuan pelaku UKM,” ujar Ir. Sharmila Yahya, MSi., Ketua Umum Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI) dalam sesi Instagram Live Nina Nugroho Solution dengan tema “Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Perempuan” bersama desainer modest fashion Nina Nugroho, Jumat (8/10/21).

Ibu Sharmila menambahkan bahwa salah satu misi INKOWAPI adalah go digital. Akan ada data lengkap tentang keanggotaan, koperasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan program-program koperasi yang bertujuan membantu para perempuan pengusaha.

“Koperasi ini sudah ada sejak zaman Bung Hatta. Tapi banyak orang mulai melupakan koperasi. Ini adalah waktu kita untuk membantu sesama. Memasuki new normal, akan ada model bisnis baru, dan koperasi perempuan menjadi salah satu solusi untuk memulihkan perekonomian bangsa. Kita tahu bahwa 60% pelaku UKM adalah perempuan. Selama pandemi omzet menurun tajam. Perempuan biasanya jago dalam pemasaran, sekarang diperlukan digital marketing. Nanti koperasi akan membuatkan sistem yang baik mulai dari permodalan, pemasaran digital, hingga legalitasnya,” kata Komisaris PT Sarinah dan PT Aerowisata ini.

Sosok Sharmila Yahya memang bukan orang baru dalam dunia bisnis. Beragam pengalaman berbisnis maupun pengalaman berorganisasi menjadikan sosoknya sebagai panutan bagi banyak perempuan pengusaha di Tanah Air.

“Saya ingin yang muda-muda untuk bergerak. Saya sudah 25 tahun menggeluti bisnis. Pun dalam organisasi, saya sudah masuk International Women Congress, organisasi tingkat dunia. Saya merasa cukup. Saat ini saya hanya ingin bahagia, saya ingin membantu teman-teman. Siapa yang ingin dibantu, ayo belajar. Saya ingin melihat teman-teman perempuan sukses.”

Ibu Sharmila mengenang awal membuka usahanya dari sebuah garasi dengan modal dua juta rupiah. Menurutnya, tak ada jaminan memiliki uang banyak saat memulai usaha akan berbuah keuntungan besar. Uang sebanyak apa pun, jika tidak bisa dikelola dengan baik, tidak akan membuahkan kesuksesan.

Saat ditanya tentang adakah misi utamanya yang belum terealisasi, Ibu Sharmila menyinggung masalah ekspor-impor. “Tentang go export, masalahnya belum tuntas. Sekarang memang sudah banyak produk Indonesia diekspor tapi lebih banyak yang pabrikan. Untuk UKM masih kurang. Di sisi lain, saya melihat lebih banyak produk impor daripada produk ekspor. Dikenal sebagai negara kelautan, garamnya impor. Disebut negara agraris, berasnya impor. Harusnya produk impor bisa tersubstitusikan dengan produk dalam negeri,” tegas Founder SAHARA (Sahabat Usaha Rakyat), jaringan usaha warung kelontong yang dikelola perempuan pertama dan terbesar di Indonesia bahkan dunia.

Untuk bisa mendapat pinjaman permodalan dari koperasi wanita, syaratnya adalah menjadi anggota koperasi dan sudah menabung setidaknya selama tiga bulan. Jika rekam jejak tabungan bagus, maka sudah diperbolehkan mengajukan pinjaman.

Namun demikian, ada satu syarat lagi yang mesti dipenuhi yaitu pelaku UKM sudah memiliki minimal 20 pelanggan tetap (captive market). Artinya, produk yang dijual sudah memiliki kontrak alias pasti dibeli.

INKOWAPI membawahi Puskowapi (Pusat Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia) dan 12 ribu koperasi primer (Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia) di Tanah Air. Koperasi menawarkan banyak kemudahan bagi para wanita pengusaha untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus meningkatkan keberdayaan mereka.

Untuk bisa bangkit dan maju di masa serba sulit dalam pandemi, perempuan membutuhkan tiga hal.

“Nomor satu adalah tetap semangat. Mau keadaaan seperti apa pun, life must go on. Nomor dua adalah berdoa kepada Tuhan agar selalu kuat. Nomor tiga adalah bergaul. Meluaskan pertemanan dengan orang-orang yang memberi energi positif. Berteman dengan orang yang bisa bermanfaat, jangan dengan orang yang merugikan. Ikutlah organisasi bisnis yang bisa memberi pemasukan. Jangan ikut organisasi yang justru membuat kita banyak mengeluarkan waktu dan uang tapi tidak ada pemasukan. Ikutlah organisasi perempuan berdaya, insya Allah akan ada solusinya,” pungkas Ibu Sharmila.




Jaya Suprana: Resital Pianis Tunanetra Ade “Wonder” Irawan Adalah Peristiwa Kemanusiaan

Sebelumnya

Kemitraan Strategis Accor dan tiket.com Perkuat Pasar Perhotelan Asia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E