Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SEJAK dulu, Paracetamol adalah obat yang paling umum digunakan oleh masyarakat. Biasanya, orang mengonsumsi Paracetamol untuk meredakan panas, sakit kepala, nyeri haid, sakit gigi, nyeri sendi, ataupun nyeri yang menyertai flu.

Untuk mendapatkannya pun tidak sulit. Tidak perlu resep dokter, bahkan di beberapa warung pun obat ini dijual bebas.

Meskipun dianggap lebih aman daripada analgesik lain, seperti ibuprofen atau opioid, bukan berarti tidak ada efek samping atau efek jangka panjang jika terus menerus mengonsumsi Paracetamol untuk mengatasi sakit.

Mengutip laman Hello Sehat, ada beberapa efek samping yang bisa saja dialami seseorang yang kerap mengonsumsi Paracetamol.

1. Mual, sakit perut bagian atas, gatal-gatal, kehilangan nafsu makan.
2. Urin berwarna gelap, feses berwarna pucat.
3. Kuning pada kulit dan mata.
4. Reaksi alergi yang dapat menyebabkan ruam dan bengkak.
5. Flushing, teknan darah rendah dan detak jantung cepat. Biasanya efek samping ini muncul saat Paracetamol diberikan di vena lengan.
6. Kelainan darah seperti trombosit penis (jumlah sel trombosit rendah) dan leukopenia (jumlah sel darah putih rendah).
7. Kerusakan hati dan ginjal (overdosis Paracetamol).

Memang efek jangka panjang dari mengonsumsi Paracetamol secara terus menerus masih dianggap remeh, namun seorang ahli bernama Prof Philip Conaghan dari Fakultas Kedokteran University of Leeds menegaskan kemungkinan terjadinya kerusakan pada jantung, pencernaan, dan ginjal bisa terjadi.

Lalu, berapa lama waktu yang aman untuk mengonsumsi Paracetamol?

Sejauh ini belum ada batasan pasti mengenai waktu yang aman untuk mengonsumsi Paracetamol. Tapi perlu diingat, Paracetamol hanya boleh digunakan saat sakit.

Jika sakit yang dirasakan tidak kunjung reda, segeralah hentikan penggunaan Paracetamol dan berkonsultasi dengan dokter.

 




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health