Foto : Sarwono
Foto : Sarwono
KOMENTAR

DALAM menyemarakan Hari Kopi Internasional yang jatuh pada 1 Oktober, Kopi Timur bekerjasama dengan Jakarta Coffee Learning (JCL) dan ITT Coffee menggelar event Aero Press Competition, di kedai Kopi Timur, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Minggu (17/10).

Aeropress merupakan alat yang ditemukan Alan Adler tahun 2005, dan digunakan penyeduh kopi atau barista untuk menyeduh kopi dengan teknik manual. Dalam praktiknya, alat ini memanfaatkan tekanan udara untuk menghasilkan ekstraksi seduhan kopi yang khas.



Barista Kopi Timur yang sekaligus menjadi juri dalam Aero Press Competition, Momon, menerangkan, kegiatan Aero Press Competition ditujukan untuk memperkenalkan Kopi Timur agar lebih dekat dengan masyarakat pecinta kopi, sekaligus sebagai ajang silaruhami dengan para barista serta menyemangatkan kembali bisnis kopi.

"Kami berharap adanya acara ini Kopi Timur makin dikenal para penggemar kopi dan menjalin silaturahmi dengan para barista," ujar Momon kepada wartawan, Senin (18/10).

Menurut Momon, komoditas kopi jangan dijadikan ajang perang dan adu gengsi bisnis. Justru dirinya ingin mengajak kepada pelaku bisnis kopi untuk maju bersama meningkatkan pasar kopi Indonesia.

Di sisi yang lain, Momon merasa gembira melihat habitus kaum milenial yang kini sudah menjadikan kegiatan ngopi sebagai gaya hidup.

"Kalau dulu kopi kan identiknya sama orang tua. Nah kalau sekarang yang ngopi kebanyakan anak muda, mereka datang berkelompok, ngopi-ngopi sambil selfi, kemudian dengan bangga diposting di medsosnya," kata Momon.



Dalam kesempatan yang sama,  Helmi dari Helnorm Tanoh Coffee menuturkan, selama ini acara Aero Press jarang dilakukan dan namanya pun jarang diangkat dan dikenal masyarakat. Menurutnya, teknik menyeduh Aero Press memang tak mudah dan perlu keterampilan serta ketekunan.

"Melalui Kopi Timur sebagai tuan rumah, event ini bertujuan untuk mengangkat Aero Press agar namanya lebih dikenal, yang di post melalui medsos. Dan ternyata kompetisi ini disambut antusias oleh para peserta yang datang dari wilayah Jabodetabek," tutur Helmi yang merangkap sebagai juri.

Maka dari itu, dirinya juga ingin menyemarakan industri kopi tanah air agar bisa tumbuh dan bekembang maju. Secara pribadi Helmi meyakini dengan kondisi pandemi yang mulai membaik, pertumbuhan industri kopi bisa kembali bergeliat

Sementara itu Kris dari salah satu sponsor dari Kopiz menyatakan dukungan penuh atas kegiatan ini, yang dia harapkan mampu melahirkan barista-barista handal dan bisa mengangkat kopi Indonesia ke kacah internasional.

"Meski di masa pandemi, animo masyarakat menikmati kopi makin meningkat, saya yakin  prospek bisnis kopi ke depannya cukup bagus," ujar Kris.



Dari ajang Aero Press Competition ini, tampil sebagai juara pertama barista Maulana Hidayatulah. Maulana mengaku kompetisi ini pertama kali yang dikutinya. Ia pun kaget ketika namanya disebut sebagai juara pertama.

"Alhamdulillah, ini sebuah keberuntungan, karena barista-barista yang lain juga jago-jago. Waktu baru sih sempat gemeteran tapi akhirnya Pede aja,"  kata Maulana.

Lebih lanjut Maulana menuturkan, tujuan ikut kompetisi ini bukan untuk menjadi juara atau memenangkan hadiah. Tapi lebih untuk mengasah kemampunan dan  mencari pengalaman serta memperbanyak teman agar bisa saling belajar sesama barista.

"Untuk ikut kompetisi ini saya memang belajar dengan sesama barista yang sudah berpengalaman, sambil terus dipratekan. Alhamdulillah ada hasilnya," tutur Maulana menutup.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News