Bra rilisan brand Singapura, Perk by Kate, yang didesain khusus untuk pasien dan penyintas kanker payudara/ Foto: Instagram @perkbykate
Bra rilisan brand Singapura, Perk by Kate, yang didesain khusus untuk pasien dan penyintas kanker payudara/ Foto: Instagram @perkbykate
KOMENTAR

OKTOBER diperingati sebagai Bulan Kanker Payudara sedunia. Kanker payudara merupakan momok menakutkan bagi perempuan dan menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Kanker payudara sering juga disebut sebagai silent killer, karena di stadium awal sering kali tidak bergejala. Inilah yang menyebabkan kanker payudara baru diketahui setelah stadium lanjut.

Tidak heran jika kini banyak sekali para penyintas kanker payudara yang gencar mensosialisasikan bahaya kanker payudara. Bahkan sebagai bentuk kepedulian, seorang desainer asal Singapura Kate Low merancang bra khusus bagi pasien dan penyintas kanker payudara.

Kate bercerita, saat itu ia bertemu dengan penyintas kanker payudara yang juga langganannya. Si pelanggan mengatakan, bagaimana jika ia membuat bra yang terlihat nyaman dan bagus untuk mereka.

"Pelanggan itu berujar, bra yang nyaman dan terlihat bagus itu akan sangat membantu pemulihan, baik secara fisik maupun mental pasien maupun penyintas kanker payudara," cerita Kate.

Kemudian, diproduksilah bra khusus itu dengan label Perk by Kate. Selanjutnya Kate menggandeng Estee Lauder untuk berkampanye dan hasil penjualan produk kolaborasi tersebut disumbangkan bagi penelitian kanker payudara.

Bra khusus ini tidak hanya sekadar bra. Diperlukan waktu 4 bulan untuk pengambilan sampel desain dan mendapat bimbingan dari dokter bedah rekonstruksi payudara serta pendapat para penyintas.

Mendapat apresiasi yang luar biasa, Kate kemudian membuat sendiri desain bra khusus tersebut. Ia kemudian membangun studio untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan pelanggannya.

Lewati Krisis Pandemi dengan Kepercayaan Pelanggan

Pandemi ternyata ikut memengaruhi hasil penjualan Perk by Kate. Namun berkat kepercayaan pelanggan, Kate terus mengembangkan usahanya.

"Pada saat krisis, semuanya jadi lebih mahal, termasuk biaya pengiriman, manufaktur, dan bahan baku. Tapi kami melihat, label ini memberikan kepercayaan diri dan kenyamanan. Itu alasan kami terus berproduksi," ujar Kate.

SADARI Kanker Payudara

Masih terkait dengan bulan Kanker Payudara se-dunia, ahli onkologi dr Walta Gautama, SpB(K)Onk mengingatkan pentingnya deteksi dini.

Yang pertama adalah periksa payudara sendiri. Menurut dr Walta, yang perlu diingat adalah dua jari dari tulang selangka sudah termasuk payudara. Dan bagian samping batasnya ada pada garis tengah ketiak.

"Waktu terbaik untuk memeriksanya adalah pada hari ke-7 dan 10 setelah hari pertama menstruasi. Untuk yang sudah menopause bisa dilakukan kapan saja, asalkan waktunya sama setiap bulan," kata dr Walta.

Satu tanda adanya kanker payudara adalah tonjolan padat, tepinya tidak jelas dan sifatnya melekat ke otot. Kemudian keluar cairan merah, padahal tidak sedang menyusui. Dan ada sensasi aneh di sekitar payudara.

"Bisa juga lewat skrining buat mereka yang mau tahu apakah ada kanker di tubuhnya atau tidak," demikian dr Walta.

 




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News