SETIDAKNYA ada tiga momen berharga yang diperingati pada bulan Oktober yang erat kaitannya dengan Muslimah (perempuan).
Yang pertama, bulan Oktober diperingati sebagai Bulan Peduli Kanker Payudara (Breast Cancer Awareness Month). Kedua, Hari Kesehatan Mental Sedunia (World Mental Health Day) yang jatuh pada 10 Oktober. Dan yang ketiga, Hari Cuci Tangan Sedunia (Global Handwashing Day) yaitu tanggal 15 Oktober.
Tentang yang pertama, sudah pasti harus menjadi kesiagaan mengingat perempuan menjadi mayoritas penderita kanker.
Kesiagaan tersebut mesti diwujudkan dengan gaya hidup sehat, termasuk pola makan bergizi seimbang yang mengharuskan kita mengonsumsi makanan yang bersih dari pengawet, pewarna, dan zat kimia lain. Kesiagaan terhadap kanker payudara juga dijalankan dalam bentuk deteksi dini berupa SADARI dan pemeriksaan ke dokter.
Dua kesiagaan tersebut juga telah dianjurkan dalam Islam dalam perintah untuk mengonsumsi segala yang halalan thayyiban sesuai surah Al-Baqarah ayat 168. Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'an al-'Adhim menjelaskan bahwa makna halalan thayyiban tersebut dalah "sesuatu yang baik, tidak membahayakan tubuh dan pikiran".
Adapun tentang yang kedua (kesehatan mental), pada tahun ini WHO mengangkat tema Mental health care for all: let's make it a reality. Artinya, permasalahan kesehatan mental—terlebih selama pandemi Covid-19 menjadi isu yang tak terelakkan bagi lebih banyak orang.
Selama ini banyak yang memilih membisu dan membiarkan gangguan demi gangguan menghantam kestabilan mental kita. Padahal diketahui bahwa kesehatan mental memegang peranan sangat penting untuk seseorang bisa tetap sehat, beradaptasi dengan new normal, dan menemukan solusi terbaik untuk masa depannya.
Menjaga kesehatan mental bermakna kita mesti 'membersihkan' diri dari berbagai racun (toxic) yang mungkin memenuhi kehidupan pribadi maupun sosial kita. Termasuk membersihkan diri dari kecemasan berlebih serta mengisi hati dan pikiran dengan lebih banyak hal positif.
Dalam Islam, seorang Muslimah dianjurkan untuk senantiasa menyeimbangkan ikhtiar dan tawakal agar hidupnya menjadi tenang. Melakukan usaha terbaik kemudian berserah kepada Sang Pemilik Alam Semesta tentang hasil akhirnya. Dan selama proses berserah itu, lisan dan hati tak henti berzikir dan bermunajat kepada-Nya.
Sejatinya kehidupan kita selalu meresapi penggalan awal ayat ke-286 surah Al-Baqarah, Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa yang artinya "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya".
Sedangkan yang terakhir—tentang mencuci tangan, saat ini sudah menjadi standar kesehatan harian umat manusia di seluruh dunia. Mencuci tangan menjadi salah satu protokol kesehatan yang menjadi perisai untuk membentengi dari Covid-19 dan juga semua kuman dan bakteri.
Pun demikian dalam Islam, berwudhu disunnahkan untuk mengawalinya dengan mencuci tangan. Kita mengucap bismillah untuk mengharap keridhaan Allah semberi membersihkan tangan kita. Menandakan kita siap melakukan amal saleh dan menghindari tangan kita dari perbuatan maksiat.
Tak hanya mengawali wudhu, Rasulullah saw. sejak dahulu telah menganjurkan mencuci tangan setelah bangun tidur. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad mengatakan, "Jika salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka jangan mencelupkan tangannya ke dalam bejana sebelum ia mencucinya tiga kali. Karena ia tidak mengetahui di mana letak tangannya semalam." (HR. Bukhari & Muslim).
Di bulan Oktober ini, kita sebagai Muslimah diingatkan untuk lebih giat membersihkan dan membenahi diri, secara fisik maupun mental.
Kiranya kita senantiasa memanjatkan doa berikut ini agar kebersihan diri kita selalu dijaga oleh Allah Swt.
Allahumma aatii nafsii taqwaahaa wa zakkihaa anta khairu man zakkaahaa
"Ya Allah, berikanlah ketakwaan kepada jiwaku dan sucikanlah jiwaku, sesungguhnya Engkau pembersih jiwa yang terbaik."
Wallahu a'lam bishshawab.
KOMENTAR ANDA