Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

ORANGTUA yang baik adalah yang selalu melindungi anak-anaknya. Namun alih-alih melindungi, orangtua justru bersikap overprotektif dan menanggapi semua hal yang berhubungan dengan anak secara berlebihan.

Untuk beberapa hal, sikap ini bisa dianggap wajar. Namun ada bahaya terselubung saat orangtua bersikap demikian.

Ada beberapa bahaya tersembunyi yang menyertai sikap overprotektif orangtua terhadap anak. Farah.id mencoba merangkumnya dari berbagai sumber:

1. Anak tumbuh menjadi tidak percaya diri

Anak yang mendapat perlakuan overprotektif dari orangtua justru akan tumbuh menjadi tidak percaya diri. Bagaimana tidak, semua keputusan yang diambilnya adalah "hasil campur tangan" orangtua yang takut si anak salah mengambil langkah.

Dengan begitu ia tidak memiliki kesempatan untuk berkembang, untuk menyelesaikan sendiri masalahnya, atau untuk mengambil keputusan penting dalam hidupnya.

2. Tidak mandiri

Akibat dari ketidakpercayaan diri tersebut, anak menjadi memiliki sikap ketergantungan kepada orangtua. Setiap masalah akan ia serahkan kepada orangtua untuk menyelesaikannya.

3. Mudah cemas

Karena tidak bisa lepas dari bimbingan orangtua dan selalu mendapat bantuan saat menghadapi kesulitan hidup, si anak akan menjadi mudah cemas.

Kecemasan yang paling sering adalah saat harus mengambil keputusan penting atau menghadapi situasi genting, di mana ia harus mengambil keputusan sendiri.

4. Depresi

Kecemasan berlebih inilah yang nantinya akan berujung pada depresi. Anak merasa tidak sanggup lagi menghadapi masalah dan tekanan-tekanan yang ada.

Kondisi depresi yang terjadi pada anak merupakan akumulasi jangka panjang dari dampak psikologis dari orangtua yang overprotektif. Bentuknya seperti kecemasan dan ketidakpercayaan diri.

5. Gangguan kesehatan

Sebuah studi pada 2016 di Universitas Negeri Florida, Amerika Serikat menemukan anak-anak yang dibesarkan dengan cara overprotektif oleh orangtuanya cenderung memiliki masalah kesehatan saat dewasa.

Peneliti kemudian menyimpulkan, anak-anak tersebut tidak pernah belajar bagaimana mengelola kesehatannya sendiri. Mereka selalu didikte kapan harus tidur dan berolahraga, apa yang harus dimakan, dan masih banyak lagi.

6. Tidak memiliki nilai akademis yang baik

Karena apapun yang diperbuat mendapat pengawasan ketat dari orangtua, anak overprotektif  tidak mampu berekspresi dan mengembangkan ide-ide kreatifnya.

Pencapaian nilai akademisnya pun tidak memuaskan, karena mereka memiliki kecemasan berlebih pada keinginan orangtua untuk nilai yang sempurna.

Ayah Bunda, masa kanak-kanak seharusnya menjadi waktu tumbuh kembang dan belajar sebanyak-banyaknya. Jadi usahakan untuk tidak bersikap terlalu over protective, agar anak tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan mandiri.

 




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting