BANYAK kalangan menganggap penting pemberian vaksin dosis ketiga Covid-19 alias booster dengan tujuan memaksimalkan antibodi yang mungkin mulai berkurang seiring waktu vaksinasi dosis pertama dan kedua yang sudah lama berlalu.
Beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Singapura sudah mulai memberikan vaksin booster kepada para lansia berusia 65 tahun ke atas.
Namun demikin, pemberian vaksin booster ini masih menimbulkan pro dan kontra. Banyak masyarakat bertanya-tanya, seberapa penting vaksin booster untuk menghindarkan seseorang dari terpapar Covid-19?
Dilansir dari laman covid19.go.id, Direktur Departemen Imunisasi, Vaksin dan Biologi WHO Dr. Katherine O'Brien mengatakan bahwa masyarakat harus memahami lebih dulu apa yang dimaksud vaksin booster, termasuk tentang kegunaan dan efektivitasnya.
“Apa yang sebenarnya kita bicarakan sekarang adalah, apakah perlu mendapatkan dosis ketiga jika Anda sudah menerima dua dosis pertama? Oleh sebab itu ada tiga alasan mengapa kita mungkin ingin memberikan dosis tambahan,” kata Kate dalam sesi wawancara WHO’s Science in 5 on COVID-19: Booster Shots.
Berikut ini tiga alasan mengapa seseorang memerlukan vaksin booster menurut WHO.
1. Tubuh yang tidak merespons
Jika Anda termasuk dalam kategori orang yang tidak merespons secara memadai dua dosis pertama yang Anda terima, ada kemungkinan Anda memiliki gangguan kekebalan. Dengan alasan ini, Anda mungkin perlu menerima dosis ketiga karena dua dosis pertama tidak bekerja efektif seperti pada tubuh orang normal dan sehat.
2. Waktu kekebalan
Banyak orang mengkhawatirkan kekebalan yang dimiliki hasil dari vaksinasi mulai berkurang seiring berjalannya waktu hingga merasa memerlukan booster.
Namun faktanya, menurut Kate, bukti saat ini menunjukkan bahwa vaksin bertahan dengan sangat baik untuk melindungi Anda dari penyakit parah, rawat inap, atau bahkan kematian.
“Jadi kami tidak melihat bukti kuat yang mengarah pada kebutuhan untuk memberikan dosis ketiga bagi orang yang telah divaksinasi,” ungkap Kate.
3. Kinerja vaksin
Alasan ketiga kemungkinan diberikan dosis ketiga adalah jika kinerja vaksin kurang atau tidak memadai terhadap beberapa varian baru yang muncul.
“Dan sekali lagi, vaksin yang kami miliki saat ini sangat baik dalam melawan berbagai varian yang ada, dan kami mengamatinya dengan sangat hati-hati. Vaksin bertahan dengan sangat baik terhadap spektrum penyakit yang parah. Secara umum, vaksin berkinerja sangat baik,” jelas Kate.
Sebagai ahli vaksin dengan spesialisasi bidang epidemiologi pneumokokus, Kate mengungkapkan WHO memiliki beberapa bukti bahwa ada sebagian kecil orang, yakni mereka yang memiliki kondisi immunocompromised (gangguan sistem imun) serius, tidak menerima dengan baik dua dosis vaksin Covid-19.
“Itu karena tubuh mereka belum cukup menerima dua dosis pertama. Namun selain perlindungan yang diberikan oleh dosis booster, ada beberapa pertimbangan lain yang perlu kita ketahui,” ujar Kate.
Menurut Kate ada hal penting lain yang harus diperhatikan dalam pemberian vaksin booster, yaitu keamanan. Ia mengatakan pemberian dosis ketiga perlu dipantau terkait masalah keamanan, dan WHO memerlukan database keamanan sebelum membuat rekomendasi booster.
Bagaimana pemberian vaksin booster di Indonesia?
Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa di Indonesia, saat ini pemberian vaksin booster hanya diperuntukkan untuk para tenaga kesehatan. Namun ke depan, Kementerian Kesehatan tidak menutup kemungkinan akan melakukan pemberian vaksin ketiga kepada selain nakes.
Skenario penambahan vaksin ketiga sudah disiapkan untuk tahun 2022, namun untuk prioritasnya seperti apa masih melihat perkembangan lebih lanjut.
KOMENTAR ANDA