Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PANDEMI yang berlangsung cukup lama, memunculkan banyak kegelisahan. Sebagian masyarakat mengalami berbagai sindrom, bahkan sampai traumatik berlebih.

Kehilangan yang begitu cepat, gejala-gejala berat yang ditimbulkan dari infeksi Covid-19, sangat meresahkan. Bahkan tidak jarang masyarakat yang menanggapi virus tersebut secara nampak berlebihan. Misalnya dengan membawa satu botol ukuran besar desinfektan dan menyemprotkannya ke manapun mereka hendak duduk.

Ada lagi yang selalu cemas saat mendapati dirinya mengalami gejala demam, batuk-batuk, atau diare. Hampir setiap hari mereka mengontrol suhu badan, mengonsumsi vitamin, dan memproteksi diri dengan berbagai hal.

Kecemasan berlebih ini dikenal dengan sebutan Covid Anxiety Syndrome.

Berdasar studi dari PLoS One pada Juni 2020, sebanyak 1.493 orang merasa terinfeksi. Padahal, hanya 245 yang terdeteksi positif. Studi ini melibatkan 6.149 partusipas berusia di atas 18.

Sindrom anxiety ini terbukti terkait dengan tingkat kecemasan dan depresi di atas rata-rat dan memiliki gejala yang serupa dengan kondisi kesehatan mental lain, seperti post-traumatic stress disorder (PTSD) dan obsessive-compulsive disorder (OCD).

Kemudian, menurut dr Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H dari Hellosehat.com memaparkan siapa saja orang yang rentan terserang covid anxiety syndrome ini:

1. Orang yang memiliki kepribadian neurotisme, yaitu orang yang emosinya tidak stacil. Mudah takut, cepat marah, dan sedih berlebih.

2. Orang-orang dengan gejala OCD.

3. Orang-orang yang memiliki toleransi rendah terhadap ketidakpastian, sehingga menjadi lebih khawatir.

4. Orang yang mudah termakan hoax dari paparan media.

Kecemasan berlebih ini perlu diwaspadai, apalagi saat seseorang sudah mengalami beberapa gejala sebagai berikut:

• Terlalu sering memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan Covid-19.
• Kecemasan yang sudah mengganggu rutinitas, seperti takut berbelanja atau pergi ke tempat yang rawan penularan Covid-19.
• Mengisolasi diri, padahal baik-baik saja.
• Kehilangan harapan dan pesimis menghadapi pandemi.
• Susah tidur, sering sakit kepala, dan sakit perut.
• Keinginan untuk bunuh diri.

Jika sudah demikian, ada baiknya langsung melakukan beberapa hal untuk mengatasinya.

1. Cari berita-berita yang positif saja mengenai Covid-19. Misalnya, angka kasus positif dan kematian yang semakin melandai atau sudah banyaknya vaksin dan obat-obatan yang mampu mengatasi infeksi akibat virus Corona.

2. Berpikirlah secara perlahan dan hindari berekspektasi yang terlalu tinggi. Misalnya, daripada memikirkan kapan pandemi berakhir, lebih baik mulai berdamai dengan keadaan dan mematuhi protokol kesehatan.

3. Bicarakan kecemasan dengan orang terdekat untuk membantu mengurangi rasa cemas.

4. Kurangi waktu bermedsos ria.

5. Praktikkan self care, seperti berolahraga, bersantai, mendengarkan lagu, dan aktivitas lain yang mampu mengurangi risiko stres.

Apabila kecemasan terus berlangsung, segera hubungi profesional untuk mendapat tindakan lebih lanjut.

Dari berbagai sumber.




5 Cara Memutihkan Gigi Secara Alami

Sebelumnya

Berjalan Kaki Bantu Mencegah Penyakit Kronis, Benarkah?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health