KEMENTERIAN Kesehatan RI menyampaikan kekhawatiran terhadap potensi gelombang ketiga Covid-19 di Tanah Air. Di antara faktor pemicu gelombang Covid-19 adalah peningkatan mobilitas dan masyarakat yang mulai abai protokol kesehatan seiring berbagai pembatasan yang dilonggarkan.
Presiden Joko Widodo pernah mengingatkan rakyat Indonesia agar tidak jemawa melihat angka kasus Covid-19 yang semakin menurun. Hal itu disampaikan Presiden saat mengumumkan perpanjangan PPKM Jawa-Bali dengan beberapa pelonggaran—termasuk dimulainya PTMT pada akhir Agustus lalu.
Menurut Presiden Jokowi, Indonesia mesti berkaca dari pengalaman sejumlah negara yang mengalami kenaikan kasus meski lebih dari 60% warga telah divaksinasi.
Diketahui, angka kasus Covid-19 di Indonesia bisa naik dengan cepat setelah terjadi mobilisasi masyarakat terutama saat hari libur panjang. Karena itulah pemerintah beberapa kali menggeser mundur hari libur nasional dan keagamaan agar tidak 'menempel' pada libur akhir pekan, salah satunya demi menghindari membludaknya masyarakat di tempat-tempat wisata.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan ada kemungkinan gelombang ketiga kasus Covid-19 akan lebih tinggi dibandingkan gelombang sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada gelombang kedua Juli lalu Kemenkes mencatat 54 ribu kasus terkonfirmasi Covid-19 akibat varian Delta.
Adapun saat ini, cakupan vaksinasi dosis pertama yang telah menjangkau lebih dari 110 juta penduduk (per 21 Oktober 2021) diharapkan dapat mencegah tingginya angka rawat inap dan kematian. Dengan lebih dari 50% populasi penduduk yang sudah mendapat vaksinasi dosis pertama, Indonesia dikatakan memiliki proteksi 40% hingga risiko sakit 'tinggal' 60%.
dr. Nadia menegaskan masyarakat agar tidak larut dalam euforia pelonggaran pembatasan demi mencegah gelombang ketiga yang lebih dahsyat. Jangan sampai ada fenomena liburan 'balas dendam' terutama di akhir tahun. Perjalanan harus lebih diutamakan untuk kepentingan esensial. Seiring hal itu, pemerintah juga akan terus mempercepat vaksinasi dan testing untuk deteksi dini guna menekan sumber penularan secepat mungkin.
Kekhawatiran akan gelombang ketiga juga disampaikan epidemiolog Dicky Budiman, seperti yang dibicarakan dalam pertemuan panel ahli Covid-19 WHO.
Pelonggaran aktivitas yang tidak disertai prokes dan screening ketat, masih banyaknya kelompok masyarakat rawan—yang belum divaksinasi atau yang belum menjadi penyintas, serta penurunan proteksi antibodi setelah enam bulan, juga menjadi faktor yang bisa memicu gelombang ketiga.
Yuk, tetap disiplin protokol kesehatan 3M serta selalu jaga kesehatan diri dan keluarga.
KOMENTAR ANDA