Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PANDEMI Covid-19 adalah lembaran sejarah kehidupan yang sejatinya mengajarkan manusia tentang perjuangan dan pengorbanan untuk sesama.

Kita melihat bagaimana para tenaga kesehatan berjuang berkorban nyawa demi berada di garis depan penanganan wabah virus corona yang sudah melanda dunia satu tahun lebih. Data WHO menyebutkan 180.000 tenaga kesehatan meninggal selama peperangan melawan Covid-19.

Kita juga melihat baik di media massa, media sosial, maupun dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana masyarakat bahu-membahu membantu mereka yang terpapar Covid-19 dan mereka yang kehilangan pekerjaan atau berkurang pemasukan karena pandemi.

Pemerintah Indonesia juga telah berusaha membantu rakyat terdampak pandemi dengan mengucurkan bantuan dalam bentuk uang, sembako, subsidi listrik, hingga paket data untuk kebutuhan belajar di rumah. Pemerintah juga berusaha untuk bergerak cepat dalam program vaksinasi.

Sayangnya, ada pula di antara kita yang bergeming dengan kesulitan orang lain. Pandemi tidak mampu menumbuhkan rasa empati terhadap sesama. Pandemi juga tidak menyurutkan keinginan untuk melakukan kejahatan.

Ada sejumlah orang yang berpikiran egois, memikirkan hanya kepentingan pribadi dan mengabaikan kepentingan orang banyak. Sikap egois yang didukung pemahaman keliru tentang Covid-19 tersebut pada akhirnya justru melahirkan tindakan-tindakan memperlihatkan betapa arogan dan bodohnya orang tersebut.

Apa saja tanda orang egois di masa pandemi Covid-19? Berikut 7 hal yang dipaparkan @pandemictalks.

1# Kabur dari karantina.

Peraturan dibuat untuk kemaslahatan bersama. Kabur dari kewajiban karantina bukan hanya melanggar hukum tapi juga berpotensi merugikan orang-orang yang kita sayangi.

2# Mengambil jatah vaksin booster yang seharusnya untuk tenaga kesehatan.

Hingga saat ini, Kemenkes RI memprioritaskan vaksin dosis ketiga untuk para nakes seiring percepatan vaksinasi dosis satu dan dua bagi masyarakat umum. Jika target vaksinasi dosis lengkap bagi 208 juta penduduk telah tercapai, tahun 2022 barulah dibuka kesempatan booster untuk masyarakat umum.

3# Menolak pakai masker dengan alasan "saya sudah dua kali divaksinasi".

Siapa bilang vaksinasi membuat kebal Covid-19???

4# Tidak berempati kepada orang yang berjuang sembuh dari Covid-19 atau kehilangan keluarga akibat Covid-19.

Tidak sedikit pun mengulurkan bantuan atau setidaknya suntikan semangat kepada keluarga atau teman yang sedang mendapat ujian. Ada pula yang justru menjauhi dan nyinyir bahwa orang yang terpapar Covid-19 harus introspeksi diri karena dihukum oleh Tuhan.

5# Membuat kerumunan publik untuk kepentingan pribadi saat pembatasan sosial.

Saat PSBB atau PPKM tanpa kelonggaran, ada saja masyarakat yang mencari celah untuk berkumpul. Jika pemerintah sudah menurunkan sejumlah pembatasan, sah-sah saja berkumpul namun protokol kesehatan 3M tetap wajib dijalankan.

6# Kampanye politik yang menciptakan kerumunan publik.

2024 masih tiga tahun lagi tapi Covid-19 di depan mata. Bagaimana mungkin Anda bisa menjadi pemimpin amanah yang memperhatikan kepentingan rakyat jika Anda malah mengabaikan hak rakyat untuk sehat dengan menciptakan kerumunan?

7# Korupsi dana bantuan sosial pandemi Covid-19.

Koruptor dana bansos pandemi tidak tepat disebut egois, pelaku korupsi ini tidak punya nurani. Titik!

 

 

 




Menteri PANRB Rini Widyantini: Meningkatkan Kepemimpinan Perempuan untuk Menciptakan Kesetaraan Gender dan Lingkungan Kerja Inklusif di Sektor Pemerintahan

Sebelumnya

Menteri HAM Natalius Pigai Terima Penghargaan "Tokoh Nasional Demokratis dan Berintegritas” dari JMSI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News