JUTAAN orang Afghanistan, termasuk anak-anak, terancam kehilangan nyawa mereka karena kelaparan.
Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley pada Senin (25/10) menyebut 22,8 juta atau lebih dari setengah populasi Afghanistan menghadapi kerawanan pangan yang akut. Jumlah itu bertambah dari 14 juta hanya pada dua bulan lalu.
"Anak-anak akan mati. Orang-orang akan kelaparan. Keadaan akan menjadi jauh lebih buruk," ujar Beasley, seperti dikutip TRT World.
Sebelum perebutan kekuasaan oleh Taliban pada pertengahan Agustus lalu, Afghanistan sudah dilanda krisis pangan yang diperburuk oleh perubahan iklim.
Setelah Taliban mengambil alih kekuasaan, banyak negara dan organisasi internasional yang membekukan bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan.
"Anda harus mencairkan dana ini sehingga orang dapat bertahan hidup," kata Beasley.
Pada Minggu (24/10), jurubicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan, perdamaian di Afghanistan akan bergantung pada roda perekonomian yang sangat terdampak oleh sanksi.
"Dimulainya proyek ekonomi di Afghanistan dan penghapusan sanksi sangat penting untuk memberantas kemiskinan, pengangguran, penanaman opium, dan memastikan Afghanistan menjadi damai dan stabil untuk dirinya sendiri dan orang lain," ujarnya di Twitter.
KOMENTAR ANDA