MENTERI Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Pemerintah sedang memantau dan mewaspadai varian AY.4.2 yang menjadi salah satu penyebab angka kasus Covid-19 di Inggris terus melonjak selama tiga bulan terakhir.
Dalam konferensi pers virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden (25/20/21), Menkes menjelaskan meski belum terdeteksi masuk ke Indonesia, Kemenkes terus memantau seluruh kabupaten/ kota selama empat minggu terakhir ini. Sebanyak 105 kabupaten/ kota ternyata mengalami kenaikan angka kasus.
Varian Delta AY.4.2 adalah subvarian dari Delta yang menjadi varian Corona paling dominan di negara Ratu Elizabeth II itu. Secara ilmiah, tidak ditemukan mutasi dalam domain pengikatan reseptor yang berarti tidak lebih ganas dari varian sebelumnya. Maka dapat dikatakan bahwa AY.4.2 tidak sekuat infeksi varian Alfa atau Delta dalam hal peningkatan transmisi.
Meskipun data menunjukkan bahwa AY.4.2 dapat 10 persen lebih menular dibandingkan varian Delta paling umum di Inggris, para ahli, termasuk dokter spesialis penyakit dalam dan paru dr. Len Horovits dari Lenox Hill Hospital, New York, mengatakan lebih menular bukan berarti lebih membahayakan atau lebih ganas, seperti dilaporkan Healthline.
Sementara itu Medical News Today menyebutkan bahwa selama ini varian AY.4.2 berkontribusi 6 persen dari semua sekuens genetik SARS-CoV-2, berdasar data per akhir September 2021. Inggris selama hampir satu bulan terakhir menjadi negara dengan kasus harian tertinggi setelah Amerika Serikat.
Varian AY.4.2 memang tidak lebih menular tapi bisa menyebar dengan cepat mengingat masa inkubasi virus tersebut yang lebih pendek.
Menghadapi varian AY.4.2, para ahli menegaskan vaksin yang tersedia saat ini sangat efektif melawan berbagai varian yang ada. Vaksinasi dosis lengkap untuk semua orang akan jauh lebih penting dibandingkan memberi dosis booster.
KOMENTAR ANDA