Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PERHIASAN memang tidak terlepas dari diri perempuan, baik itu emas, perak, mutiara dan lain sebagainya. Sebagai makhluk Tuhan yang indah, perempuan memang cenderung kepada perhiasan yang mempercantik keindahan itu.

Ternyata bukan hanya kaum hawa, bahkan dunia ini membutuhkan perhiasan. Dan yang sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita salehah.

Imam An-Nawawi menyebutkan dalam kitab Riyadhus Shalihin, dari Abdullah bin Amr bin Ash, Rasulullah bersabda, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan terbaik yaitu wanita yang salehah.”

Seseorang itu disebut perempuan sejati tatkala dirinya menjadi istri dan tentunya ibu, karena atas peran itulah dirinya berkesempatan mengoptimalkan segala potensi kewanitaannya. Atas pertimbangan ini pula kita dapat memahami mengapa para ulama memaknai perhiasan terbaik itu adalah istri salehah.

Terkait hadis ini, Hamka memberi komentar menarik dalam buku Tafsir Al-Azhar Jilid 6:

Betapa pun condong hati seorang suami mendirikan kebajikan, kalau tidak ada sambutan dari istri, hati suami pun akan terluka juga. Berjuta miliar uang pun, berumah, bergedung indah, bermobil kendaraan model tahun terakhir, segala yang dikehendaki dapat saja karena kekayaan, semuanya itu tidak ada artinya kalau istri tidak setia.

Kalau dalam rumah tangga si suami hendak ke hilir dan si istri hendak ke hulu. Akhirnya akan pecah juga rumah tangga yang demikian, atau menjadi neraka kehidupan sampai salah seorang menutup mata.

Betapa besarnya pengaruh seorang perempuan terhadap kehidupan seorang lelaki, apalagi jika lelaki itu adalah suaminya. Saat istrinya menjadi perempuan salehah maka aura kebaikan itu juga membias kepada suaminya dan juga seluruh anggota keluarganya. Maka rumah tangga itu menjadi indah, berkat gemerlapnya perhiasan terbaik, yakni istri salehah.

Lain ceritanya kalau seorang lelaki itu mendapatkan istri yang tidak salehah, yang gemar berbuat durhaka, yang hidupnya diliputi kejahatan. Maka itu akan menghadirkan kegelapan di rumah tangga, bahkan dapat berujung kepada kebinasaan atau kemurkaan Tuhan.

Demikianlah gambaran betapa berharganya keberadaan perempuan atau istri yang salehah. Tidak ada bandingnya mereka ini dengan tumpukan perhiasan dunia.

Lalu, bagaimana istri salehah memaknai perhiasan-perhiasan yang dimilikinya? Marilah kita renungkan yang berikut ini!

Nenek-nenek kita di zaman dahulu punya kegemaran mengoleksi perhiasan. Ada uang sedikit dibelikan emas, ada uang sedikit dibelikan lagi ke emas. Bukannya untuk dipamer-pamerkan, melainkan perhiasan itu disimpan dengan rapi. Saking rapinya sang pemilik pun kadang tidak tahu pasti berapa jumlah totalnya.

Lama kelamaan yang sedikit demi sedikit itu pun menjadi bertambah banyak. Kemudian hari perhiasan itu dikeluarkan pada saat yang terindah. Tatkala meletus peperangan, perhiasan itulah yang dijadikan sandaran kehidupan.  

Dari itu pula nenek-nenek zaman dulu itu suka menasehati anak cucunya agar gemar memperbanyak koleksi perhiasan, dengan tujuan akan indah pada waktunya.

Dan tibalah di masa milenial ini, tidak ada perang yang meletus di Indonesia tercinta. Akan tetapi datanglah musuh yang lebih ganas dan tidak pula kasat mata, yaitu Covid-19. Akibatnya lebih parah lagi, perekonomian dibuatnya porak-poranda.

Tersebutlah seorang istri yang masih mengamalkan petuah nenek-nenek zaman dahulu kala. Hasilnya, tatkala bisnis suaminya hancur lebur terdampak pandemi, ekonomi keluarganya terselamatkan.

Perempuan itu yang mulai menghitung perhiasan yang dikoleksinya, yang kemudian direlakan demi keluarga tercinta.

Berkah pandemi ternyata ada juga, harga emas melambung dua kali lipat. Perhiasan-perhiasan itu menjadi teramat indah, karena memberi manfaat luar biasa, menyelamatkan kehidupan.

Istri tersebut telah menunjukkan betapa bukan emas permata yang merupakan perhiasan hakiki, melainkan dirinya itu sendiri. Dengan menjadi istri salehah dia membuat kehidupan suami dan keluarganya menjadi baik dan insyallah terus membaik.

Akhlak terpuji yang dihamparkannya membuat dirinya lebih indah dari segala perhiasan yang ditabungnya lalu dilepaskannya. Dan ketika perhiasan itu diikhlaskannya demi menyelamatkan masa depan keluarga tercinta bukan berarti dirinya kehilangan keindahannya. Karena perempuan salehah itu sendirilah perhiasan yang paling berharga, yang akan terus menyinari pesonanya dunia.

Tidak ada larangan bagi perempuan dalam mengenakan perhiasan. Akan tetapi muslimah hendaknya tidak terpedaya dengan aneka perhiasan tersebut, karena diri mereka lah sebaik-baiknya perhiasan dunia.

 




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur