SEORANG ilmuwan asal Indonesia, Carina Citra Dewi Joe, akan mewakili tim manufaktur yang sukses memperoduksi vaksin Covid-19 AstraZeneca menerima penghargaan Pride of Britain di London, akhir pekan ini.
Carina mewakili tim menerima penghargaan usai formula "dua sendok makan sel"-nya menjadi landasan produksi besar vaksin Oxford AstraZeneca.
Mengutip BBC, "Formula 30 mililiter sel" yang ditemukan Carina pada 15 Januari 2020 memungkinkan vaksin diproduksi 10 kali lebih banyak, karena menggunakan sel hanya sekitar 2 sendok makan.
Dari situlah percobaan awal dimulai dengan meningkatkan jumlah sel dalam skala produksi besar melalui kerjasama dengan berbagai laboratorium di seluruh dunia.
Produksi vaksin dalam skala besar dalam waktu singkat, yang dilakukan Universitas Oxford dan AstraZeneca serta sejumlah produsen lain, pertama terjadi dalam pandemi Covid-19 ini. Karena biasanya produksi vaksin memakan waktu setidaknya 10 tahun.
"Ini awal saja. Masih panjang jalan yang harus saya tempuh untuk menjadi orang hebat," kata Carina, postdoctoral research scientist, Jenner Institute, the University of Oxford.
Berdasarkan penelusuran Farah.id, Carina adalah sosok wanita yang punya segudang mimpi. Ia juga tak mengenal kata lelah dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.
"Saya ingin menjadi pimpinan dari perusahaan farmasi global, yang punya andil. Banyak negara yang tidak mampu membeli vaksin dengan harga penuh. Karena untuk vaksin tertentu, bukan hanya beberapa orang, semuanya harus divaksin. Demi kemanusiaan. Saya ingin menjadi pemimpin yang seperti itu, di perusahaan farmasi,” ujar Carina.
Alasan dan impian inilah yang kemudian mendorongnya menciptakan "Formula 30 mililiter sel" tersebut.
"Ada lebih dari 1,5 miliar dosis vaksin Oxford AstraZeneca yang didistribusikan secara global. Saya sangat bangga dengan kerja kami yang memungkinkan manufaktur vaksin dilakukan di lebih dari selusin tempat di lima benua, dengan sejumlah besar vaksin dikirim ke berbagai negara di luar Amerika Utara dan Eropa," demikian Carina.
KOMENTAR ANDA