Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

DALAM Islam, bekerja adalah suatu ibadah. Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk bekerja. Maka bekerja artinya melaksanakan perintah-Nya dan itu termasuk ibadah.

Sebagaimana ibadah seperti shalat dan puasa, bekerja pun harus dilakukan dengan baik. Nabi Muhammad Saw menyebutkan bekerja sebagai bagian dari berjuang di jalan Allah SWT (fi Sabilillah).

Mengapa bekerja disebut sebagai ibadah? Inilah beberapa kisah yang menggambarkan bahwa bekerja adalah sebuah ibadah.

Kisah Nabi Daud

Dikisahkan pada suatu hari Nabi Daud penasaran dengan pribadinya sendiri. Ia lalu hendak bertanya kepada para sahabat mengenai dirinya.

Malaikat Jibril yang tahu akan niat Nabi Daud pun mengubah wujudnya. Ia menjadi sesosok anak muda dan menghampiri Nabi Daud.

Nabi Daud pun bertanya kepada anak muda tersebut. "Hai anak muda, bagaimana pendapatmu tentang Daud?"

Anak muda menjawab, "Daud adalah hamba yang baik, tapi punya satu kekurangan."

"Apakah itu?" tanya Nabi Daud terheran-heran.

Dijawabnya, "Daud masih menggantungkan makanannya dari Baitul Mal milik kaum muslim. Padahal Allah sangat mencinta hamba-Nya yang makan dari hasil keterampilan tangan sendiri."

Mendengar jawaban itu, Nabi Daud bergegas pergi ke mihrabnya dan menangis tersedu-sedu. Ia memohon kepada Allah untuk diberikan keterampilan agar tidak lagi bergantung pada Baitul Mal umat muslim.

Allah kemudian mengajarkan Nabi Daud cara membuat baju perang dan melenturkan besi agar mudah dibentuk. Sejak itulah Nabi Daud menjual baju-baju perang untuk memenuhi kehidupan keluarganya.

Dalam Surat Al-Anbiya ayat 80 Allah SWT berfirman: "Dan telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kaum dalam peperangan mu, maka hendaklah kamu bersyukur kepada Allah".

Kisah Al Awza'i

Begitu pula saat Al Awza'i bertemu dengan Ibrahim Ibnu Adham yang sedang memanggul seikat kayu bakar. Bertanyalah ia, "Hai Abu Ishaq, sampai kapan kamu akan terus begitu? Biarkan saudara-saudara mu yang akan mencukupimu!"

Ibrahim pun menjawab, "Biarkan aku seperti ini, wahai Abu Umar. Karena saya mendengar, orang yang rela mengorbankan kehormatannya untuk mencari usaha yang halal, maka surga wajib baginya".

Dari kisah ini sebagian ulama salaf menyatakan bahwa awal suapan yangbdimakan oleh seseorang dari usaha yang halal, akan menyebabkan dosa-dosanya diampuni. Dan barang siapa yang rela menjadi pekerja rendahan guna mencari usaha yang halal, maka dosa-dosanya akan berguguran seperti dedaunan.

Kisah Umar Ibnu Khattab Ra

Sahabat Nabi Muhammad Saw, Umar Ra berkata, "Hai orang-orang fakir, bangkitlah dan berbisnislah, karena jalan mencari rezeki sangat jelas. Janganlah kamu menjadi peminta-minta!"

"Tempat kematian yang paling saya cintai adalah pasar, karena di tempat ini saya menjual dan membeli barang untuk memenuhi kebutuhan keluarga ku."

"Janganlah kalian malas mencari rezeki dan hanya berdoa, 'Ya Allah, berikanlah rezeki kepadaku! Sesungguhnya langit tidak pernah menurunkan hujan emas dan perak."

Ibnu Mas'ud juga berkata, "Sungguh saya sangat membenci pengangguran yang tidak bekerja untuk mencukupi kehidupa  dunianya dan malas beribadah untuk bekal akhiratnya."

Dan Ahmad Ibnu Hanbal pernah ditanya, "Bagaimana pendapatmu tentang orang yang mengurung diri di rumah atau berdiam di masjid. Orang itu tidak bekerja sama sekali dan menunggu datangnya rezeki?"

Dia pun menjawab, "Dia adalah orang bodoh! Dia tidak mendengar sabda Nabi Muhammad Saw yang menegaskan bahwa sesungguhnya Allah menjadikan rezeki di bawah bayangan keterampilan tangan."




Menyelamatkan Hati dari Rasa Sakit

Sebelumnya

Bangsa Bermental Merdeka

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur