Foto : Agung Hadiawan
Foto : Agung Hadiawan
KOMENTAR

SETELAH dua tahun menjalani kreativitas serba virtual, bagaimana perasaan seorang desainer dapat melihat lagi koleksi terbaiknya dikenakan para model yang berjalan di atas catwalk, dan disaksikan langsung oleh para pecinta mode?

“Senang tapi juga terharu.... Dua tahun lalu rasanya tidak mungkin kita dapat mengadakan lagi event secara offline, jika kita melihat perjalanan pandemi Covid-19, apalagi saat bulan Juni-Juli lalu kita berada di titik puncak. Saya dan UMKM lain sempat merasa bahwa kami tak akan pernah lagi merasakan momen berada di panggung fashion show, dengan segala hiruk-pikuk di backstage, dan bertemu banyak orang. Alhamdulillah hari ini kesempatan itu terjadi, apa yang kita impikan bersama setelah dua tahun vakum karena semua serba virtual. ISEF 2021 ini menjadi ajang percontohan yang dilakukan secara hybrid. Mudah-mudahan tidak mengurangi esensi, nilai, dan manfaat event ini, ” ujar Nina Septiana, CEO Nina Nugroho International kepada Farah.id (28/10/21).

NINA NUGROHO merupakan fashion brand yang konsisten mengusung konsep Modest Fashion for Professional yang bernuansa klasik modern, yaitu memadukan gaya desain klasik yang timeless dengan pemilihan warna yang tegas yang tak lekang waktu dan gaya modern yang up to date serta mengikuti kebutuhan dan tuntutan mobilitas dunia modern.

Dalam kesempatan Hybrid Fashion Show yang digelar Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 8th 2021, NINA NUGROHO membawakan koleksi dengan tema Janggawari.

Tema Janggawari diambil dari nama sebuah kain tenun nan unik dan langka yang berasal dari Suku Baduy Banten Jawa Barat. Filosofi menenun Janggawari terkait erat dengan keberdayaan perempuan dalam hal menjaga fitrah dan harga diri sekaligus menjaga kedisiplinan dan kekokohan sosial budaya.

Keberdayaan perempuan Suku Baduy terkait erat dengan aktivitas menenun yang hanya boleh dilakukan oleh perempuan. Hal ini sejalan dengan semangat kampanye Gerakan #akuberdaya yang sedang digaungkan oleh NINA NUGROHO, dengan tujuan melejitkan keberdayaan perempuan Indonesia.

Cara suku Baduy menjaga kehormatan, mengajarkan kedisiplinan, dan menghormati adat istiadat leluhur melalui kegiatan menenun seiring dengan filosofi NINA NUGROHO sebagai busana kerja wanita yang dalam setiap desainnya menjunjung tinggi nilai-nilai seorang perempuan dan setiap detailnya dalam rangka menjaga kehormatan dan kesopanan perempuan Indonesia.

“Di mana pun perempuan berada, dengan latar belakang apa pun, di daerah mana pun, ternyata masih membuka ruang untuk menunjukkan keberdayaannya. Itu filosofi yang ingin kami angkat dari tenun Janggawari,” ujar Nina.

Koleksi yang ditampilkan kali ini adalah sebanyak 8 koleksi, disajikan dengan siluet A line yang dituangkan dalam konsep 2in1 fashion. Shirt dipadukan dengan pipe pants dan kulot, midi shirt dipadukan dengan rok  dan long outer yang dipadukan dengan shirt, semua disajikan dalam tatanan sustainable fashion. Yaitu seperti menggunakan dua buah busana namun sejatinya hanya menggunakan satu busana. 

Fesyen berkelanjutan diaplikasikan dalam efisiensi penggunaan bahan-bahan yang bertujuan menjadikan NINA NUGROHO produk ramah bumi yang berkontribusi mengurangi limbah fesyen dunia.

Hadir pula inovasi baru long outer yang 2in1 dengan bahan wastra kain Tenun Janggawari Baduy sekaligus merilis NINA NUGROHO Signature. Berhias aksesoris berupa kancing Swarovski, koleksi Signature memancarkan aura kekuatan dan percaya diri seorang wanita.

Setelah sukses dengan Janggawari, apalagi yang ingin dilakukan Nina?

“Yang terdekat pada akhir tahun ini adalah launching NINA NUGROHO Limited Edition. Kami mengeluarkan lini busana kerja versi high end tapi dengan harga yang masih terjangkau—tidak semahal busana fashion show. Kami berharap bisa memenuhi kebutuhan pasar perempuan bekerja yang terdiri dari beragam segmen. Dengan harapan sesama Muslimah bisa terus saling menginspirasi, di mana pun dan dalam kesempatan apa pun.”

“Untuk tahun 2022, kami ingin going global. Persiapannya memang sudah jauh-jauh hari. Karena basic kami memang penjualan online, artinya media sosial dan website menjadi modal utama untuk kami berjualan. Alhamdulillah itu sudah tergarap dengan baik. Transaksi secara global sudah bisa. Saat ini tinggal memutuskan pasar mana yang ingin kami bidik. Mohon doanya,” pungkas Nina.




Strategi Pemasaran Brand Kecantikan untuk Menarik Rasa Penasaran Gen Z

Sebelumnya

Shandy Purnamasari Terus Berinovasi Tingkatkan Kualitas Produk MSGLOW

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga