TALIBAN akhirnya telah mengizinkan siswa perempuan di semua kelas, termasuk sekolah menengah, untuk kembali bersekolah.
Dari laporan BBC pada Sabtu (6/11), siswa perempuan hingga kelas 12 telah diizinkan kembali bersekolah sejak Rabu (3/11).
Kabar ini juga dikonfirmasi oleh seorang guru di Provinsi Herat.
"Ini dilakukan atas permintaan rakyat dan dengan bantuan Dewan Guru Herat. Taliban tidak menunjukkan halangan apa pun," ujarnya.
Tetapi guru itu mengatakan, Taliban telah memberi tahu mereka bahwa meski perempuan diizinkan kembali bersekolah, namun kelompok itu tidak dapat menjamin keselamatan mereka.
Terlepas dari hal itu, keputusan untuk membiarkan anak-anak perempuan kembali bersekolah disambut baik oleh masyarakat.
Warga mengatakan siap untuk merawat anak perempuan mereka jika Taliban mengizinkan anak perempuan mereka pergi ke sekolah.
Setelah Balkh, Jawzjan dan Samangan di barat laut, Kunduz di timur laut dan Uruzgan di barat daya, Herat adalah provinsi keenam di mana anak perempuan diperbolehkan bersekolah.
Sementara itu, Taliban mengatakan mereka sedang mengerjakan rencana komprehensif untuk mengembalikan anak perempuan ke sekolah.
Pada Oktober, jurubicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan pemerintah sedang bekerja untuk menyediakan sarana transportasi dan pendidikan yang lebih aman bagi siswa di kelas 6, dan akan memutuskan apakah anak perempuan harus kembali ke sekolah.
Setelah Taliban berkuasa, siklus pendidikan baru di Afghanistan dimulai di sebagian besar sekolah tanpa anak perempuan di atas kelas enam. Sebaliknya, Taliban mengizinkan semua siswa laki-laki untuk bersekolah.
Aktivis perempuan bereaksi tajam terhadap keputusan Taliban, menyebutnya sebagai diskriminatif.
Tetapi pada Oktober, dilaporkan bahwa siswa perempuan hingga kelas 12 pergi ke sekolah di Balkh dan tidak ada halangan.
Bulan lalu, UNICEF mencatat, di lima dari 34 provinsi Afghanistan, yaitu Balkh, Jawzjan, Samangan, Kunduz, dan Uruzgan mengizinkan anak-anak perempuan kembali bersekolah.
KOMENTAR ANDA