Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

INFEKSI yang disebabkan virus Corona disebut-sebut dapat memicu penyakit diabetes pada orang yang sebelumnya tidak memiliki penyakit penyerta (komorbid). Bahkan sebagian besar penyintas Covid-19 mengakui gula darah mereka mengalami kenaikan usai dinyatakan sembuh.

Sebuah studi pernah dilakukan dan menunjukkan beberapa masalah kesehatan yang disebabkan oleh virus Corona, beberapa diantaranya adalah Pneumonia dan Diabetes. Dikatakan bahwa virus itu bisa menginfeksi dan menghancurkan sel-sel tertentu yang penting di tubuh kita, yang berfungsi mencegah penyakit diabetes.

Pertanyaannya, benarkah Covid-19 bisa memicu munculnya diabetes atau hanya hoax?

Mengutip penjelasan dari akun media sosial Pandemictalks, Dokter dan peneliti di seluruh dunia menemukan kasus serupa. Hingga akhirnya pada pertengahan 2020 digagas sebuah proyek internasional untuk meneliti lebih dalam hubungan antara Covid-19 dengan diabetes.

Dan berdasarkan hasil studi terkini, benar bahwa virus tersebut dapat memicu penyakit diabetes. Studi dilakukan di Inggris terhadap 47.000 pasien Covid-19 yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Kemudian setelah dinyatakan sembuh dan keluar, mereka dipantau selama 7 bulan. Ternyata, 5 persen penyintas mengalami tanda-tanda diabetes.

Mengenal Diabetes dan Cara Mendeteksinya

Sebelum berbicara mengenai hubungan Covid-19 dengan diabetes, ada baiknya kenali dulu diabetes dan cara mendeteksinya.

Diabetes melitus atau kencing manis merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Penyakit ini berhubungan langsung dengan hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, yaitu insulin.

Jika tubuh terlalu sedikit memproduksi insulin atau tubuh resisten (tidak peka) terhadap insulin, maka diabetes mudah menyerang.

Untuk mengeceknya, dapat dilakukan dengan beberapa metode. Yang paling mudah adalah dengan alat ukur gula darah yang disebut glukometer. Bisa dilakukan di rumah dengan mengambil sampel darah dari jari yang ditusukkan jarum.

Apabila hasil glukometer menunjukkan kadar gula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dL, maka orang tersebut menderita diabetes.

Gula darah biasanya akan naik usai mengonsumsi karbohidrat atau makanan manis. Sel-sel Beta di dalam pankreas memproduksi hormon insulin yang kemudian membuat sel-sel tubuh seperti sel otot dan hati mengambil gula dalam darah untuk di akar menjadi energi dan disimpan.

Jaringan lemak memproduksi hormon adiponektin, yang membuat sel-sel tubuh menjadi peka terhadap insulin, sehingga mereka bisa lebih banyak mengambil gula dalam darah.

Nah jika fungsi-fungsi tersebut terganggu, maka gula dalam darah akan menjadi tinggi.

Covid-19 Menginfeksi Penghasil Insulin

Penelitian yang dilakukan menunjukkan, virus Corona dapat menginfeksi sel-sel penghasil insulin, yaitu sel Beta. Ini membuat proses pengolahan gula dalam darah menjadi terganggu dan berpotensi memunculnya penyakit diabetes.

Begitu pula dengan sel-sel lemak yang menghasilkan hormon adiponektin, dapat terinfeksi virus. Akibatnya tubun menjadi resisten atau tidak peka terhadap insulin.

Di sinilah kita akan mengalami hiperglikemia atau gejala diabetes yang apabila tidak segera ditangani akan menjadi diabetes.

Biasanya, hiperglikemia ini terjadi pada pasien dengan gejala parah. Menurut riset di Amerika Serikat, pasien Covid-19 yang mengalami hiperglikemia 15 kali berisiko membutuhkan alat bantu napas (ventilator) dan 4 kali berisiko meninggal dunia.

Mengatasi Hiperglikemia pada Penyintas

Pasien yang sudah dinyatakan sembuh kemudian mengalami hiperglikemia, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Secara umum, hiperglikemia dapat diatasi dengan cara-cara berikut ini:

• Lakukan aktivitas fisik dan olahraga secara rutin.
• Banyak mengonsumsi makanan berserat tinggi, seperti sayur-sayuran.
• Kurangi asupan makanan yang berkarbohidrat sederhana, seperti nasi dan roti.
• Perbanyak minum air putih.
• Kelola stres dengan baik.
• Istirahat yang cukup dan berkualitas.
• Minum obat sesuai resep dokter.

Covid-19 adalah penyakit yang sangat kompleks. Karena itu, upaya yang sangat efektif adalah mencegah penularan dan penyebarannya dengan tetap melakukan protokol kesehatan dengan baik.

 




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health