RUMAH Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan yang terletak di wilayah Rawamangun, Jakarta Timur pada bulan Juni 2020 bersama RSUP Fatmawati dan RSPI Sulianti Saroso menjadi tiga rumah sakit pemerintah DKI Jakarta yang resmi diubah menjadi rumah sakit khusus penanganan Covid-19.
Saat itu, Indonesia mengalami lonjakan kasus yang sangat tinggi seiring cepatnya penyebaran varian Delta.
Konversi tiga rumah sakit tersebut menjadi rumah sakit yang memberi pelayanan penuh dalam penanganan Covid-19 diharapkan dapat menambah ketersediaan kamar perawatan pasien Covid-19.
Tak hanya itu, RSUP Persahabatan melalui para tenaga kesehatannya juga banyak memberikan edukasi tentang kepada masyarakat untuk menjawab keingintahuan masyarakat sekaligus menangkis hoaks yang marak beredar.
Kini, memasuki bulan November 2021, usia RSUP Persahabatan genap 58 tahun. Sebuah usia matang yang telah melalui berbagai proses bertumbuh dan berkembang dalam melaksanakan pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
RSUP Persahabatan memiliki lima nilai yang melandasi pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Kelima nilai itu adalah profesional, integritas, kolaborasi, kesempurnaan, dan orientasi pada kepuasan pelanggan.
Sekilas Sejarah RSUP Persahabatan
Dikutip dari situs resmi RSUP Persahabatan, perkembangan rumah sakit ini dibagi menjadi tujuh periode yaitu Periode I (1963 – 1975), Periode II (1975 - 1992), Periode III (1992 - 2002), Periode IV (2002 - 2005), Periode V (2005 - 2011), Periode VI (2011 - 2015), dan Periode VII (2015 - sekarang).
Pada Periode I, RS Persahabatan menjadi rumah sakit cabang (satelit) dari RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tenaga-tenaga medis yang bekerja di RS Persahabatan pada periode ini terdiri atas dokter ahli (spesialis) dan para dokter asisten dari RSCM-FKUI dan dokter ahli dari Rusia.
Setelah peristiwa G30SPKI, sesuai kebijakan Orde Baru, semua tenaga dokter ahli dari Rusia dikembalikan ke negaranya.
Oleh karena RSCM merupakan rumah sakit pendidikan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), maka secara otomatis RS Persahabatan pun menjadi rumah sakit pendidikan FKUI. Hal ini menyebabkan mayoritas dokter yang kemudian bekerja di RS Persahabatan sampai sekarang merupakan lulusan terbaik di bidangnya masing-masing.
Periode II ditandai dengan berubahnya RS Persahabatan menjadi rumah sakit mandiri, terlepas dari RSCM. RSU Persahabatan tetap menjadi salah satu rumah sakit pendidikan FKUI meski statusnya sudah mandiri. Sebagian dokter kemudian mengkhususkan diri, mendalami, dan mengembangkan cabang ilmu kedokteran di bidang respirasi (sistem dan organ pernapasan) seperti pulmonologi, bedah toraks, patologi respirasi, radiologi respirasi, dan lainnya.
RSU Persahabatan kemudian menjadi rumah sakit rujukan nasional untuk penyakit paru. WHO bahkan memberi pengakuan Internasional atas pencapaian dokter-dokter RSU Persahabatan dengan menyematkan sertifikasi Laboratorium Kuman Tuberkulosis RSU Persahabatan sebagai salah satu “Collaborating Center” penting WHO.
RSU Persahabatan kemudian ditetapkan menjadi Rumah Sakit Swadana pada 2 September 1992 dengan SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 747/Men.Kes/SK/IX/1992.
Tahun 1997, RSU Persahabatan memperoleh akreditasi penuh Departemen Kesehatan RI untuk 5 kegiatan melalui 7 standar pelayanan rumah sakit. Depkes RI mulai mengarahkan dan menetapkan RSU Persahabatan sebagai rumah sakit pengembangan ilmu kedokteran di bidang respirasi dan rumah sakit rujukan (nasional) untuk kesehatan respirasi.
Pada tahun 2002, sesuai Peraturan Pemerintah No. 118 tahun 2000 tentang Pendirian Perusahaan Jawatan, maka status RSU Persahabatan berubah menjadi Perusahaan Jawatan. Pada tahun 2005 RSUP Persahabatan telah lulus akreditasi dari Departemen Kesehatan RI untuk 16 standar pelayanan rumah sakit.
RS Persahabatan resmi berstatus RSUP pada 3 Maret 2011 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Nomor 514/MENKES/SK/III/2011.
Hingga 18 Desember 2015, RSUP Persahabatan terakreditasi dengan tingkat kelulusan Paripurna (Bintang 5). Dan pada 2 November 2016, ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Respirasi Nasional.
Melangkah Maju Penuh Semangat
Menkes Budi Gunadi Sadikin melantik DR. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR pada 11 Oktober 2021. dr. Agus Dwi Susanto dalam acara Lepas Sambut Direktur Utama memberikan motivasi kepada segenap tenaga kesehatan dan karyawan RSUP Persahabatan untuk bersemangat mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan jajaran Direksi sebelumnya.
“Kita harus berani berpikir dan bertindak out of the box. RS Persahabatan sudah dikenal tahun 1973 sebagai rujukan tuberkulosis atau Rumah Sakit Rujukan Paru. Di era modern ini kita juga sudah dikenal sebagai RS rujukan pernapasan. Kita mempunyai SDM yang sangat potensial baik di bidang respirasi atau non-respirasi yang pendukung, juga banyak sarana dan prasana kita yang tidak dimiliki RS bidang respirasi lain.”
Semoga RSUP Persahabatan berhasil menjalankan semboyannya yaitu kerja keras, kerja ikhlas, kerja cerdas, dan kerja tuntas demi peningkatan mutu kesehatan masyarakat. Dan semoga RSUP Persahabatan mampu mewujudkan visi menjadi rumah sakit pusat respirasi terkemuka di Asia Pasifik.
Dirgahayu ke-58 RSUP Persahabatan!
KOMENTAR ANDA