BERNAMA lengkap Ayana Jihye Moon, ia adalah seorang wanita mualaf asal Korea Selatan yang lahir pada 28 Desember 1995.
Ayana berprofesi sebagai model dan selebritas media sosial di Indonesia dan Malaysia. Ia dikenal berkat kecantikan dan keramahannya sebagai mualaf asal Negara Korea dengan Muslim sebagai minoritas.
Ayana lahir dari keluarga berkecukupan dan terpelajar. Sejak kecil, ia dikenal sebagai murid yang pandai. Perjalanan Ayana menjadi mualaf bermula saat ia berusia 7 tahun.
Ia memiliki ketertarikan terhadap agama Islam setelah mendengar cerita dari sang kakek tentang Islam dan Timur Tengah. Namun karena tinggal di keluarga dan negara yang asing dengan ajaran Islam, Ayana lalu memutuskan untuk mendalami agama Islam di Malaysia.
Sebelum pergi ke Malaysia, Ayana berjuang keras mengumpulkan uang untuk kehidupannya kelak karena orangtuanya tak mau peduli. Ia pun melakukan banyak pekerjaan sampingan seperti menjadi guru les, menjual ikan di pasar, bekerja part-time di restoran kecil, dan lain-lain.
Namun perjalanannya menjadi mualaf tidak mudah, bahkan orangtua Ayana mengancam tidak akan membiayai hidupnya lagi. Tetapi Ayana tetap dengan keteguhan hatinya. Hingga pada tahun 2012 saat usianya menginjak 16 tahun Ayana dengan berani memutuskan memeluk Islam.
Awal mula Ayana terkenal di Indonesia yaitu pada tahun 2018. Saat itu Ayana pergi ke Indonesia untuk berlibur dan bekerja sebagai model. Karena totalitas dan profesionalitasnya sebagai model, Ayana sering mendapat panggilan kerja di Indonesia. Dengan latar belakang sebagai mualaf dari Korea, ia semakin terkenal di media sosial hingga akhirnya direkrut sebagai brand ambassador untuk salah satu brand kecantikan ternama di Indonesia.
Konsisten memakai hijab, karir seorang Ayana pun semakin sukses. Ia banyak diundang ke berbagai acara-acara keagamaan maupun talkshow. Ia juga ikut serta dalam berbagai projek kolaborasi. Hingga pada bulan Maret tahun 2020 Ayana menerbitkan buku tentang perjalanan hidupnya menjadi mualaf melalui sebuah autobiografi.
Buku berjudul Ayana Journey to Islam yang berisikan 130 halaman menceritakan dengan mendetail kisah masa kecil Ayana, awal mula ia mengenal Islam, hijrahnya ke Malaysia, keputusan menjadi mualaf, hingga karirnya di Indonesia, sebuah negara yang mengubah jalan hidupnya.
Banyak inspirasi yang didapat dari kisah perjuangan hidup Ayana menemukan ketenangan batin serta makna keluarga dan persaudaraan dalam Islam. Yang menarik, buku ini seluruhnya ditulis Ayana menggunakan bahasa Indonesia.
Sejak tahun lalu, Ayana mulai aktif mengunggah video melalui kanal YouTube Ayana Moon. Ia membagikan kisah kesehariannya saat di Korea Selatan maupun di Indonesia. Akun YouTube Ayana hingga pertengahan November 2021 sudah memiliki 650 ribu subscribers.
Salah satu video yang menarik lebih dari 3 juta viewers adalah ketika ia mengajak sang ibu mendatangi Masjid Pusat Seoul. Itulah kali pertama sang ibu menginjakkan kaki di masjid. Dalam kesempatan itu, ibu Ayana juga berkesempatan mencoba mengenakan hijab seperti yang dikenakan sang putri.
Saat ditanya tentang bagaimana perasaan ibunya berjalan bersama Ayana yang berhijab dan dilihat banyak orang, sang ibu menjawab ia merasa nyaman. “Saya justru khawatir dengan Ayana, bagaimana perasaaannya dilihat banyak orang,” ungkap ibu Ayana yang kecantikannya menurun kepada sang putri.
Ia juga menjelaskan kekhawatirannya tentang Aydin Moon, adik Ayana yang juga mengikuti jejak sang kakak menjadi mualaf. Menurut sang ibu, ia punya kekhawatiran berbeda.
“Saat Ayana dulu menjadi mualaf, saya takut bagaimana Ayana mulai melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui juga bagaimana orang (masyarakat Korea) memandangnya. Namun seiring waktu, saya melihat Ayana baik-baik saja. Dan karena ini adalah impian pribadi Ayana, saya merasa saya mesti mendukungnya. Sementara Aydin, usianya masih sangat muda. Yang saya pertanyakan, apakah dia sudah yakin dan punya pengetahuan yang sama seperti saat Ayana dulu memeluk Islam. Tapi saya yakin Ayana bisa menjaga dan membimbing Aydin,” ujar sang ibu bijak.
Meski mengaku belum terpikir untuk menjadi mualaf, sang ibu mendukung Ayana dan Aydin untuk menjalani kehidupan sebagai Muslim. Sang ibu juga berterima kasih pada sahabat-sahabat Ayana di Malaysia dan Indonesia yang telah menyayangi anaknya layaknya keluarga.
KOMENTAR ANDA