BELUM lama ini varian baru Covid-19 muncul, yakni varian AY.4.2, yang diprediksi lebih berbahaya dan menular dibandingkan varian Delta.
Varian Delta sendiri sudah merenggut banyak korban jiwa, termasuk di Indonesia. Namun varian ini bisa diatasi dengan gencarnya vaksinasi massal yang digagas oleh Pemerintah Indonesia.
Jika varian AY.4.2 lebih berbahaya daripada Delta, bagaimana potensinya masuk ke Indonesia.
Dokter Adam Prabata, penggiat Covid-19 menjelaskan, mengutip UK Health Security Agency Technical Briefing, varian AY.4.2 diduga lebih menular. Utamanya pada tingkat penularan kontak rumah tangga dan non rumah tangga masing-masing 12,4% dan 4,4%. Angka tersebut lebih tinggi dibanding varian Delta yaitu 11,1% dan 4,0%.
Namun jika berbicara tentang tingkat bahayanya, belum terbukti tingkat risiko rawat inap dan lebih mematikan dibanding Delta.
"Masih butuh penelitian lebih lanjut mengenai hal itu. Sejauh ini, memang varian AY.4.2 lebih menular dibandingkan Delta," kata dr Adam.
Varian Covid-19 Baru di Indonesia
Sejauh ini, mulai terjadi tren kenaikan kasus positif di Indonesia, terutama di DKI Jakarta. Hal ini bisa dilihat dari jumlah orang yang menjalani rawat inap di Wisma Atlet Kemayoran yang terus bertambah.
"Selama seminggu terakhir, jumlah orang yang dirawat tampak meningkat secara konsisten pada rentang 248 hingga 273. Padahal sebelumnya keterisian tempat tidur di Wisma Atlet sudah bisa ditekan hingga 209," kata jubir pemerintah untuk penanganan Covid-19 Wiki Adisasmito, saat jumpa pers, Selasa (16/11).
Apakah kenaikan tersebut akibat munculnya varian AY.4.2 di Indonesia?
Dijelaskan dr RA Adaninggar, SpPD, sejauh ini belum ditemukan varian baru di Indonesia.
"Jangan panik ya. Tapi kita harus tetap mengantisipasi setiap kemungkinan. Caranya, jaga perbatasan negara, perketat testing dan tracing, serta vaksinasi," saran dr Ning.
KOMENTAR ANDA