Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

PERUSAHAAN farmasi asal Amerika Serikat (AS), Pfizer Inc, saat ini tengah berusaha mendapatkan izin untuk penggunaan pil antivirus eksperimental Covid-19 yang dikembangkannya, bernama Paxlovid.

Pfizer mengatakan pihaknya telah menyelesaikan pengajuan aplikasi otorisasi penggunaan darurat (EUA) untuk Paxlovid kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA).

Perusahaan juga telah memberikan data uji klinis, yang di dalamnya disebutkan pil tersebut mampu mengurangi kemungkinan rawat inap atau kematian untuk orang dewasa yang berisiko penyakit parah hingga 89 persen.

Selain Pfizer, Merck & Co dan Ridgeback Biotherapeutics yang mengembangkan pil serupa juga telah menyelesaikan pengajuan EUA mereka pada 11 Oktober lalu.

Namun dikutip dari Reuters, belum diketahui kapan FDA akan memberikan keputusan terkait otorisasi tersebut.

Kendati begitu, sebuah panel penasihat luar FDA akan bertemu untuk mempertimbangkan aplikasi itu pada 30 November. Sehingga diharapkan keputusan akan muncul pada tahun ini.

"Kami bergerak secepat mungkin dalam upaya kami untuk mendapatkan pengobatan potensial ini ke tangan pasien, dan kami berharap dapat bekerja sama dengan FDA AS dalam meninjau aplikasi kami, bersama dengan badan pengatur lainnya di seluruh dunia," ujar CEO Pfizer Albert Bourla.

Obat oral diharapkan bisa menjadi senjata baru yang menjanjikan dalam perang melawan pandemi, karena dapat digunakan sebagai perawatan awal di rumah untuk membantu mencegah rawat inap dan kematian Covid-19.

Ini juga bisa menjadi alat penting di negara dan wilayah dengan akses terbatas ke vaksin atau tingkat vaksinasi yang rendah.




Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Sebelumnya

Timnas Indonesia Raih Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News