KOTA Boston selama ini memiliki reputasi yang meragukan dalam urusan keberagaman. Namun pada Selasa, 2 November 2021 waktu setempat, Boston mengirim pesan penuh makna yang menggambarkan masa depan kota tersebut dengan terpilihnya wali kota baru, Michelle Wu.
Michelle adalah anak seorang imigran Taiwan yang berprofesi sebagai pengacara dan anggota Dewan Kota. "Boston siap menjadi rumah bagi semua orang," tegas Michelle setelah mengalahkan Annissa Essaibi George dalam pemilihan Wali Kota Boston.
Kebijakan Michelle sebagian besar sejalan dengan prioritas utama legislatif; mendukung Green New Deal serta mendukung kontrol harga sewa, sistem kereta bawah tanah bebas tarif, juga peraturan terkait properti sewa jangka pendek yang sempat membuatnya terlibat tweet war dengan Airbnb.
Michelle Wu (36) resmi dilantik sebagai Wali Kota Boston pada 16 November 2021. Ia menjadi perempuan pertama sekaligus warga non-kulit putih pertama yang menjadi wali kota kota tersebut.
Dalam pernyataannya setelah dilantik, Michelle mengatakan bahwa pemerintah kota adalah tingkat yang paling dekat dengan rakyat. Karena itulah pemerintah kota bertanggung jawab untuk melakukan hal besar maupun kecil. Mulai dari perbaikan lampu jalan, jalan berlubang, taman, juga ruang kelas di sekolah, semua adalah dasar untuk perubahan yang lebih besar.
"Boston didirikan atas janji revolusioner; bahwa segala sesuatunya tidak harus berjalan seperti biasanya. Kita dapat memetakan jalan baru bagi keluarga kita saat ini dan untuk generasi mendatang berdasarkan keadilan dan kesempatan," kata Michelle usai mengucap sumpah jabatan.
Ia meneruskan tongkat kepemimpinan dari Kim Janey, perempuan pertama dan warga kulit hitam pertama yang menduduki kursi Wali Kota Boston tapi tidak terpilih. Kim menduduki jabatan tersebut setelah Wali Kota Marty Walsh mengundurkan diri setelah ditunjuk sebagai Menteri Tenaga Kerja oleh Presiden Joe Biden.
Memasuki Balai Kota Boston yang megah dan luas dengan labirin lorong beton juga pos-pos pemeriksaan, Michelle mengingat bagaimana keluarga imigrannya dulu mencoba menghindari ruang-ruang seperti itu. Namun perjuangan keluarganyalah yang akhirnya membuat Michelle 'dekat' dengan balai kota.
Ia pernah magang dengan mantan Wali Kota Thomas Menino pada tahun 2010 dengan bekerja sebagai salah satu konsultan di Rappaport Central of Law and Public Policy. Hingga kemudian ia duduk di kursi Dewan Kota Boston sejak tahun 2014. Di sanalah ia menempa diri untuk belajar politik dan pemerintahan kota.
"Hari ini saya merasakan bahwa lorong dan tangga balai kota ini layaknya ruamh saya sendiri," ujar Michelle.
Tantangan terbesar Michelle adalah bagaimana mewujudkan kebijakan ambisius untuk menyikapi lonjakan biaya perumahan yang telah memaksa beberapa penduduk keluar kota. Hal itu terlihat sulit mengingat hasil pemungutan suara tahun 1994 melarang adanya kontrol biaya sewa di seluruh negara bagian Massachussets.
Michelle Wu lahir di Chicago, 14 Januari 1985. Ia adalah lulusan S1 jurusan ekonomi Harvard University pada tahun 2007 dan meraih gelar S2 jurusan hukum di Harvard Law School pada tahun 2012.
Perjuangan keras Michelle tidak hanya tergambar dalam karier politiknya tapi juga kehidupan pribadinya.
Di awal usia 20-an, sang ibu menderita gangguan kesehatan mental dan didiagnosis schizophrenia. Michelle kemudian kembali ke rumah keluarganya di pinggiran Chicago untuk merawat sang ibu sekaligus menjaga dua adiknya yang paling kecil. Ia membuka sebuah kedai teh sambil berharap sang ibu akan pulih dan bisa menjalankannya. Michelle juga menjamin perawatan medis sang ibu.
Ia kemudian kembali ke Boston bersama adik perempuan dan ibunya. Ia menjadi wali bagi adiknya kemudian meneruskan pendidikannya ke sekolah hukum. Saat itulah Michelle melihatnya sebagai titik balik dalam hidupnya.
Michelle menikah dengan Conor Pewarski pada September 2012. Dari pernikahan ini, Michelle dan Conor dikaruniai dua anak laki-laki.
Foto: @mayorwu, @wutrain
KOMENTAR ANDA