Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

SISWA-siswi di Korea Selatan kembali ke sekolah, memulai kelas tatap muka secara penuh untuk pertama kalinya sejak awal pandemi Covid-19.

Korea Selatan membuka kembali sekolah secara penuh pada Senin (22/11), sebagai bagian dari rencana hidup bersama Covid-19. Rencana itu dilandaskan pada pencapaian 78,8 persen populasi yang telah divaksinasi lengkap.

Kendati begitu, baru 12,8 persen mereka yang berusia 12-17 tahun yang baru divaksinasi penuh.

"Memang benar masih banyak kekhawatiran," kata Menteri Pendidikan Korea Selatan Yoo Eun-hye saat berkunjung ke sebuah sekolah dasar di Seoul," seperti dikutip Reuters.

Sebagai negara pertama di luar China yang menghadapi wabah besar virus, sekolah-sekolah Korea Selatan telah mengalami berbagai tahap penutupan, pembelajaran jarak jauh, dan pengaturan hibrida.

Yoo mengatakan, sekolah masih dapat beralih kembali ke pembelajaran jarak jauh atau pengaturan hibrida lainnya jika situasi virus corona mengharuskannya. Tindakan pencegahan seperti masker, pembagi, dan tindakan menjaga jarak lainnya tetap dilakukan.

"Karena jumlah kasus baru yang dikonfirmasi meningkat, kami meminta orang tua dan anggota keluarga untuk memberi perhatian ekstra pada tindakan pencegahan. Kementerian pendidikan dan kantor pendidikan akan secara menyeluruh memeriksa tindakan pencegahan dan akan mendukung daerah yang membutuhkan," jelas Yoo.

Pengujian yang meluas, pelacakan kontak intensif, dan aplikasi pelacakan telah memungkinkan Korea Selatan untuk membatasi penyebaran virus tanpa penguncian ekstensif yang terlihat di negara lain, tetapi upaya sebelumnya untuk membuka sekolah sepenuhnya terhambat oleh gelombang infeksi baru.

Bahkan ketika melonggarkan jarak sosial di tengah tingkat vaksinasi yang tinggi, negara itu telah berjuang melawan beberapa jumlah kasus harian tertinggi, termasuk rekor jumlah kasus yang parah.

Korea Selatan melaporkan 2.827 kasus COVID-19 baru Minggu (21/11), turun sedikit dari hampir satu minggu dari total harian lebih dari 3.000, termasuk rekor tertinggi 3.292 kasus baru pada Kamis (17/11).




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News