SERING mengalami sakit gigi, nyeri kepala atau gangguan nyeri lainnya? Untuk mengatasi rasa nyeri tersebut, acapkali seseorang meminum obat nyeri seperti paracetamol, aspirin, atau ibuprofen.
Kelompok obat-obatan nyeri ini dijual bebas di apotek atau warung-warung. Karena mudah didapat dan harganya terjangkau, obat pereda nyeri ini menjadi andalan.
Padahal, mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri dalam jangka waktu yang panjang memiliki efek samping yang bisa sangat fatal.
Berikut efek samping penggunaan obat pereda nyeri yang dirangkum Farah.id dari berbagai sumber, berdasarkan jenis obat-obatannya.
1. Paracetamol
Obat pereda nyeri (analgetik) ini paling banyak dikonsumsi untuk mengatasi sakit kepala maupun peradangan ringan. Bisa juga dikonsumsi secara rutin oleh penderita penyakit kronis tertentu.
Tapi, ada efek samping dari penggunaannya dalam jangka waktu yang lama, yaitu:
• Ruam atau bengkak pada kulit.
• Wajah memerah.
• Denyut jantung dan tekanan darah turun (terutama penggunaan Paracetamol suntik).
• Jumlah sel darah putih dan trombosit turun.
• Gagal ginjal dan hati.
2. Ibuprofen, Naproxen, Aspirin, Diklofenak, Asam Mefenamat
Obat-obatan tersebut masuk dalam kelompok obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Biasa dipakai untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang, serta peradangan.
Aman digunakan dalam dosis kecil, namun perlu diwaspadai penggunaannya dalam jangka panjang.
• Sakit perut hingga luka pada lambung.
• Batuk hingga pembengkakan pada tenggorokan.
• Tekanan darah naik.
• Pembekuan darah.
3. Dexamethasone, Prednisone, Triamcinolone
Jenis obat ini biasa dipakai jika obat-obatan lain sudah tidak ampuh mengatasi keluhan.
Meskipun cepat mengatasi nyeri, namun golongan obat kortikosteroid/steroid ini memiliki efek samping yang perlu diwaspadai, yaitu:
• Gangguan penglihatan
• Insomnia
• Luka lambung
• Tekanan darah naik
• Mudah terserang infeksi
4. Tramadol, Oxycodone, Codeine, Morfin
Biasa digunakan untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat. Bisa juga dipakai oleh pasien pasca operasi dan nyeri kanker.
Karena termasuk golongan obat keras, maka penggunaannya harus berdasarkan resep dokter dan pengawasan ketat dari dokter.
Jangan menambah ataupun mengurangi dosisnya. Apabila tidak ada perubahan atau terjadi reaksi yang tidak baik pada tubuh, segera hubungi dokter.
Penggunaan yang tepat dan sesuai anjuran hanya akan menimbulkan efek samping seperti mual dan muntah, sembelit, pusing, mulut terasa kering, dan mengantuk.
KOMENTAR ANDA