Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

WORLD Health Organization (WHO) memperingatkan lebih dari 700.000 orang bisa meninggal akibat Covid-19 hingga bulan Maret mendatang di wilayah Eropa dan sebagian Asia.

Dalam penilaiannya, WHO memperingatkan bahwa Covid-19 telah menjadi penyebab tertinggi kematian di kawasan Eropa.

Kawasan Eropa yang dimaksud WHO ini tak hanya meliputi negara-negara Eropa tapi juga Israel dan negara-negara bekas Uni Soviet seperti Tajikistan dan Uzbekistan.

"Dari data kematian kumulatif yang dilaporkan, diproyeksikan akan mencapai lebih dari 2,2 juta orang pada musim semi tahun depan, jika dilihat berdasar tren saat ini," demikian pernyataan WHO pada Selasa (23/11/21).

WHO juga memperingatkan kemungkinan adanya "tingkat stres ekstrem" yang terjadi di ruang ICU di 49 negara di kawasan Eropa pada bulan Maret tahun depan.

Dengan lonjakan drastis kasus Covid-19, Austria kini mengetatkan kembali lockdown dan negara-negara lain juga mempertimbangkan berbagai langkah baru.

Sejumlah negara termasuk Prancis, Jerman, dan Yunani akan segera melaksanakan vaksinasi booster bagi para warga mereka sebagai persyaratan untuk status vaksinasi penuh (3 dosis).

Meski demikian, beberapa negara telah menghadapi protes keras yang menentang peraturan baru tersebut. Di Belanda misalnya, kerusuhan terjadi selama beberapa malam.

Kematian akibat Covid-19 yang dikonfirmasi memang telah menjadi kabar yang sangat meresahkan di kawasan Eropa. Jumlahnya berlipat ganda menjadi hampir 4.200 kematian dalam satu hari. Di Rusia misalnya, jumlah kematian harian baru-baru ini mencapai 1.200 kasus.

Menurut WHO, banyaknya jumlah orang yang tidak divaksinasi dan meratanya varian Delta di sejumlah negara merupakan faktor kunci di balik tingkat penularan yang tinggi di kawasan Eropa.

Direktur WHO Eropa Dr. Hans Kluge mendesak masyarakat yang belum divaksinasi untuk segera mendapat vaksin. "Kita semua memiliki kesempatan dan tanggung jawab untuk membantu mencegah tragedi yang tidak perlu terjadi dan hilangnya nyawa manusia, juga demi membatasi kekacauan di tengah masyarakat dan dunia bisnis pada musim dingin ini," tegas Dr. Hans seperti dilaporkan BBC.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News