Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PEMBELAJARAN Tatap Muka (PTM) sudah banyak diberlakukan di tiap daerah. Bahkan di DKI Jakarta, seluruh sekolah dari tingkat PAUD hingga jenjang SMA dipersilahkan membuka kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Terkait hal ini dan guna mencegah munculnya klaster-klaster Covid-19 baru, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi terbaru mengenai PTM.

Ada 9 rekomendasi yang diberikan IDAI sebagai dasar kegiatan tatap muka di sekolah:

1. Anak akan mendapatkan lebih banyak manfaat dari pembelajaran tatap muka, sehingga upaya untuk kembali ke sekolah secara aman harus menjadi prioritas utama semua pihak.

2. Vaksinasi sebagai salah satu strategi pencegahan harus menjadi salah satu syarat untuk anak mengikuti pembelajaran tatap muka, sehingga anak lebih terlindungi saat melakukan aktivitas bersama.

3. Penggunaan masker secara benar direkomendasikan mulai anak berusia 2 tahun ke atas, dan wajib dikenakan saat berkegiatan di dalam ruangan.

4. Jarak antar siswa saat berada di dalam kelas minimal 1,8 meter dengan tetap mengerjakan protokol kesehatan secara disiplin.

5. Strategi pencegahan secara berlapis harus dikerjakan oleh semua stakeholders, antara lain:

• Skrinning sebelum masuk ke dalam lingkungan sekolah.
• Memperbaiki ventilasi di dalam ruangan atau menggunakan hepa filter.
• Cuci tangan dan etika batuk.
• Disiplin untuk tetap berada di rumah sakit dan melakukan tes usap terhadap SARS-Cov-2 jika terindikasi.
• Contact tracing dikombinasi dengan karantina dan isolasi terhadap warga sekolah yang terpapar.
• Uji petik secara berskala.
• Serta protokol kebersihan dan desinfeksi, khususnya pasca penutupan sekolah saat terdapat cluster sekolah.

6. Semua warga sekolah, baik siswa, guru, dan staf yang menunjukkan tanda gejala infeksi harus dirujuk atau memiliki akses ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan uji diagnosis (tes usap) ataupun perawatan sesuai indikasi.

7. Pedoman lokal yang digunakan masing-masing sekolah menekankan pada strategi pencegahan secara berlapis dan konsisten, guna melindungi siswa, guru, staf, dan keluarga demi mendukung keberlangsungan pembelajaran tatap muka.

8. Pemerintah dan pemangku kebijakan perlu menyiapkan dashboard data yang lengkap, akurat dan transparan mengenai transmisi lokal, cakupan vaksinasi, hasil uji petik dan adanya outbreak atau cluster, sehingga dapat membantu pengambilan keputusan mengenai keberlangsungan sekolah tatap muka serta protokol kesehatan dan strategi pencegahan yang harus dilakukan.

9. Perilaku disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan harus dicontohkan oleh staf pengajar dan perangkat sekolah kepada murid-muridnya. Misalnya pemakaian masker, menghindari kerumunan.

IDAI berharap rekomendasi ini dijalankan dengan baik untuk keberlangsungan masa depan anak bangsa. Penekanan diberikan pada sekolah-sekolah yang ada di daerah, karenan nyatanya masih banyak guru di sekolah-sekolah daerah yang mengabaikan penggunaan masker, sehingga dicontoh oleh para murid.

Ingat, lingkungan sekolah adalah lingkungan terpenting. Lakukan berbagai protokol kesehatan dengan benar, sehingga anak tidak menjadi pembawa virus ke rumah.

 

 




Menteri PANRB Rini Widyantini: Meningkatkan Kepemimpinan Perempuan untuk Menciptakan Kesetaraan Gender dan Lingkungan Kerja Inklusif di Sektor Pemerintahan

Sebelumnya

Menteri HAM Natalius Pigai Terima Penghargaan "Tokoh Nasional Demokratis dan Berintegritas” dari JMSI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News