KASUS pertama varian Omicron dilaporkan Kementerian Kesehatan Arab Saudi pada Rabu (01/12/21). Dari informasi kantor berita Saudi Press Agency (SPA), diketahui kasus Omicron terdeteksi pada seorang warga Arab Saudi yang baru pulang dari negara di wilayah Afrika utara.
Warga yang terinfeksi berikut kontak eratnya telah diisolasi dan diberlakukan prosedur kesehatan, termasuk juga investigasi epidemiologis.
Dengan adanya kasus tersebut, Kementerian Kesehatan Arab Saudi menekankan pentingnya semua anggota masyarakat untuk sesegera mungkin mendapatkan vaksin COVID-19 dosis penuh, juga mematuhi semua protokol kesehatan dan tindakan pencegahan.
Saat ini, lebih dari 22,3 juta warga Arab Saudi telah mendapat vaksin penuh.
Demikian pula bagi warga yang datang dari luar negeri, diwajibkan untuk mematuhi instruksi karantina dan pemeriksaan laboratorium. Hal itu demi menjaga keselamatan mereka dan keselamatan segenap warga Arab Saudi.
Tak hanya menutup penerbangan dari dan menuju Malawi, Zambia, Madagaskar, Angola, Seychelles, Mauritius, dan Komoro, Arab Saudi juga menangguhkan masuknya warga non-Arab Saudi yang datang langsung maupun tidak langsung dari negara-negara yang tersebut. Namun, pengecualian diberikan kepada orang yang telah menghabiskan waktu tidak kurang dari 14 hari di negara selain yang disebutkan dan memberlakukan prosedur kesehatan sesuai dengan aturan Arab Saudi.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi, seperti dilansir Al Arabiya, sebelumnya menyatakan bahwa munculnya kasus varian Omicron menjadi bukti tidak tercapainya tujuan masyarakat terkait kesehatan, buah dari individu yang tidak divaksinasi, dan akibat adanya kelalaian dalam tindakan pencegahan.
Sementara itu dilaporkan Al Jazeera, WHO berharap dalam beberapa hari ke depan akan tersedia lebih banyak informasi tentang penularan Omicron. Lebih cepat dari hitungan minggu yang sebelumnya diprediksi WHO setelah memasukkan Omicron ke daftar Variant of Concern.
Dalam arahannya, Kepala Tim Teknis COVID-19 WHO Maria van Kerkhove memberikan satu skenario bahwa varian baru yang dilaporkan pertama kali muncul di wilayah selatan Afrika itu lebih mudah menular daripada varian Delta. Namun belum diketahui apakah Omicron menjadikan COVID-19 yang diderita seseorang bertambah parah.
KOMENTAR ANDA