Kartini Muljadi/ Net
Kartini Muljadi/ Net
KOMENTAR

DUNIA hukum yang ‘keras’ masih terlihat menakutkan bagi sebagian perempuan. Tak heran bila beragam profesi di dunia hukum masih didominasi laki-laki. Meski begitu, tidak sedikit perempuan yang mendobrak dan turut memegang kendali dalam bidang hukum, salah satunya adalah Kartini Muljadi.

Memiliki latar belakang pendidikan di bidang hukum, Kartini Muljadi menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1958. Profesi hakim menjadi pilihan pertamanya selepas meraih gelar sarjana. Ia diangkat menjadi Hakim Pengadilan Negeri Istimewa Jakarta yang bertugas menangani perkara pidana, perdata, dan kepailitan.

Pada tahun 1973, Kartini mengundurkan diri dari jabatan hakim. Keputusan ini ia ambil tak lama setelah sang suami meninggal dunia. Pendapatannya sebagai hakim Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Berjuang demi kehidupan yang layak bagi anak-anaknya, Kartini mencoba ujian negara untuk menjadi notaris.

Profesi notaris menjadi pilihan Kartini selanjutnya. Berbekal pengalamannya sebagai hakim, dibarengi jam terbang mengajar di berbagai fakultas hukum, komitmen serta konsistensi yang tinggi pada profesi, menjadikan perempuan kelahiran 17 Mei 1930 ini bertransformasi menjadi notaris papan atas di Indonesia. Kantor notaris Kartini Muljadi menjadi rujukan perusahaan-perusahaan besar pada era 1970-an hingga 1980-an.

Di tahun 1990, setelah mengundurkan diri lebih dini dari jabatannya sebagai notaris, nenek dari Richard Muljadi dan Dita Soedarjo ini mendirikan kantor pengacara dan konsultan hukum dengan nama Kartini Muljadi & Rekan. Kantor hukumnya pun berkembang pesat, tidak hanya memiliki klien perusahaan-perusahaan besar nasional namun juga perusahaan multinasional.

Tak hanya sukses membangun karier dalam bidang hukum, Kartini kemudian juga berkibar dengan bisnisnya. Sumber kekayaannya diperoleh dari bisnis farmasi lewat bendera PT Tempo Scan Pasific, Tbk. Di perusahaan ini, keluarga Muljadi merupakan pemegang saham terbesar. Kartini kemudian menyerahkan tongkat estafet bisnis tersebut kepada putranya, Handojo Muljadi.

Puncak kesuksesan bisnis perempuan yang kini berusia 91 tahun itu adalah saat Tempo Scan Group melepas saham ke publik pada tahun 2013 silam dan mendapat dana sebesar 218 juta USD.

Dengan industri farmasi yang semakin berkembang—terlebih di masa pandemi COVID-19, Forbes menobatkan Kartini Muljadi sebagai perempuan terkaya di Indonesia atau peringkat ke-42 pada Indonesia’s 50 Richest tahun 2020. Total kekayaannya diperkirakan mencapai 620 juta USD atau setara 9 triliun rupiah.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women