ANAK membutuhkan sosok ayah dan ibu untuk tumbuh kembangnya. Namun karena beberapa kondisi, perceraian atau kematian, mereka akhirnya hanya memiliki satu sosok orangtua.
Saat ibu yang menjadi single parents, tampaknya persoalan mengasuh anak tidak menjadi masalah. Sebab ibu memang memiliki naluri yang besar sebagai seorang pengasuh.
Tetapi, bagaimana dengan ayah? Mampukah menjadi single parent?
Suatu kondisi yang mendesak mau tidak mau menjadikan ayah sebagai multiperan, menjadi pengasuh sekaligus pencari nafkah. Banyak ayah yang sukses melakukannya, namun tidak sedikit pula yang akhirnya meminta bantuan pihak ketiga.
Menurut psikolog dr Henry Cloud dan dr John Towsend dalam buku "Raising The Great Children", semua ayah sebenarnya secara naluriah dikaruniai kemampuan untuk merawat anaknya.
Bahkan sebuah buku yang berjudul "Fathers, Infants, and Toddlers" karya MY Yogmen dan Dwight Kindlom, ayah digambarkan sebagai sosok yang hangat untuk anak-anaknya.
Lalu, bagaimana kiat sukses menjadi ayah tunggal? Berikut beberapa step yang bisa dijadikan pedoman bagi ayah tunggal.
1. Buat anak merasa aman
Ini adalah tantangan terbesar bagi seorang ayah tunggal. Mengapa? Ayah yang baru saja menjadi single parents biasanya mengalami depresi yang luar biasa.
Untuk membuat anak merasa aman, pastikan ayah menunjukkan kepeduliannya akan masa depan anak. Dampingi mereka setiap menghadapi masalah, sehingga anak yakin bahwa ayah selalu siap menjadi tempat berlindung.
Pastikan pula ayah siap memberikan seluruh waktunya untuk anak, meskipun di tengah kesibukan mencari nafkah.
2. Lakukan kegiatan bersama
Keakraban antara ayah tunggal dan anak dapat terbentuk lewat rutinitas kegiatan bersama. Selain anak merasa aman dan menjadk prioritas utama ayah, kedekatan batin akan semakin kuat.
Salah satu cara termudah melakukan kegiatan bersama adalah bercerita sebelum tidur. Tidak perlu cerita-cerita khayalan, cukup ceritakan tentang keseharian ayah. Perhatikan reaksi anak dan tanyakan bagaimana cerita mereka selama sehari itu.
Dan di saat libur, ayah bisa mengajak anak untuk membersihkan kendaraan bersama atau sekadar pergi ke bengkel.
3. Pahami kebutuhan anak
Sebagaimana ayah saat masa-masa pra remaja, tentunya ada banyak kebutuhan yang wajib dipenuhi. Nah, coba ayah tanyakan dan pahami apa saja kebutuhan anak. Yang perlu diingat, kebutuhan anak perempuan dan laki-laki berbeda, ya.
Selalu tunjukkan bahwa ayah memiliki perhatian penuh atas kebutuhan mereka. Dengan begitu, kepercayaan diri anak akan terjaga.
4. Jangan berbicara buruk tentang ibunya
Jika ayah menjadi single parent akibat perceraian, jangan berbicara buruk tentang ibunya. Sebab, nantinya anak akan memiliki pandangan negatif terhadap suatu hubungan. Apabila terjadi, maka hal ini bisa berdampak buruk terhadap mental anak.
5. Hilangkan kebiasaan buruk
Coba perlahan hilangkan kebiasaan buruk ayah, seperti kebiasaan marah-marah, minum-minuman beralkohol, atau merokok. Berikan contoh yang baik pada anak, karena sudah pasti ayah tidak ingin anak berperilaku sama dengan ayah, bukan?
6. Jangan menganggapnya beban
Memang berat tugas seorang single parent, tapi ada baiknya tidak dijadikan beban. Jadikanlah hal ini sebagai pemicu agar semakin sukses dalam karir, sehingga ayah bisa memenuhi semua kebutuhan anak.
KOMENTAR ANDA